Rabu, 23 Desember 2009

Crash and Burn (Savage Garden)

When you feel all alone
And the world has turned its back on you
Give me a moment please to tame your wild wild heart
I know you feel like the walls are closing in on you
It's hard to find relief and people can be so cold
When darkness is upon your door
And you feel that you can't take anymore

Let me be the one you call
If you jump I'll break your fall
Lift you up and fly away with you into the night
If you need to fall apart
I can mend a broken heart
If you need to crash then crash and burn
You're not alone

When you feel all alone
And a loyal friend is hard to find
You're caught in a one way street
With the monsters in your head
When hopes and dreams are far away and
You feel like you can't face the day

Let me be the one you call
If you jump I'll break your fall
Lift you up and fly away with you into the night
If you need to fall apart
I can mend a broken heart
If you need to crash then crash and burn
You're not alone

Because there has always been heartache and pain
And when it's over you'll breathe again
You'll breathe again

When you feel all alone
And the world has turned its back on you
Give me a moment please
To tame your wild wild heart

Let me be the one you call
If you jump I'll break your fall
Lift you up and fly away with you into the night
If you need to fall apart
I can mend a broken heart
If you need to crash then crash and burn
You're not alone

^ What if someone sing this song to me... ^

Selasa, 15 Desember 2009

Aku Membiru

Sepertinya telah jauh jarak kutempuh
Saatnya berhenti untuk beristirahat
Tumpah sudah semuanya, melelahkan ternyata

Ya, aku butuh berhenti sekedar untuk merapikan segala yang terserak lagi
Hanya sebentar, hanya sejenak
Esok aku akan melangkah lagi, pasti
Melanjutkan sisa perjalanan yang masih belum jelas terpetakan dalam pikiran

Sekarang aku hanya lelah,
hanya butuh merebahkan tubuh yang melemah
Seperti manusia lainnya, ada kalanya aku membiru
Ya, saat inilah aku membiru

Tapi tak apa, aku baik-baik saja
Esok, matahari akan bersinar terang
Dan aku akan berjalan dengan riang beriring senyuman

15 Desember 2009

Crying in The Rain (Carole King)

I'll never let you see
The way my broken heart is hurting me
I've got my pride and I know how to hide
All my sorrow and pain
I'll do my crying in the rain

If I wait for cloudy skies
You won't know the rain from the tears in my eyes
You'll never know that I still love you so
Though the heart aches remain
I'll do my crying in the rain

Raindrops falling from heaven
They could never wash away my misery
Since we're not together
I look for stormy weather
To hide these tears I hope you'll never see

Someday when my crying's done
I'm going to wear a smile and walk in the sun
I may be a fool, but till then darling you'll
Never see me complain
I'll do my crying in the rain
I'll do my crying in the rain

I'm So Sorry

Maaf,
tak pernah ada inginku menggoreskan luka lagi

Maaf,
terlalu sering aku menyakiti

Maaf,
untuk semuanya, semuanya...

Terima kasih, untuk segalanya =)

15 Desember 2009

Untuk Bapak

Tak seperti biasanya, ia masih terjaga
Butuh dua kali untuk memastikan apa yang dilihatnya

Ya, bapak, kau tak salah lihat
Mataku memerah, pipiku basah

Dan ia cukup lama berdiri di sana
Aku hanya bisa tertunduk diam

"Dik, mau sarapan apa?"
Itu kalimat pertama di pagi hari berikutnya
Tak sering ia menanyakannya,
tapi aku masih saja tak mampu untuk sekedar mengangkat wajah

Ingin kukatakan ini padanya:
"Bapak, aku baik-baik saja."

15 Desember 2009

Out Of My Head (Fastball)

Sometimes I feel
Like I am drunk behind the wheel
The wheel of possibility
However it may roll
Give it a spin
See if you can somehow factor in
You know there's always more than one way
To say exactly what you mean to say

Was I out of my head? Was I out of my mind?
How could I have ever been so blind?
I was waiting for an indication
It was hard to find
Don't matter what I say only what I do
I never mean to do bad things to you
So quiet but I finally woke up
If you're sad then its time you spoke up too

Was I out of my head? Was I out of my mind?
How could I have ever been so blind?
I was waiting for an indication
It was hard to find
Don't matter what I say only what I do
I never mean to do bad things to you
So quiet but I finally woke up
If you're sad then its time you spoke up too

Was I out of my head? Was I out of my mind?
How could I have ever been so blind?
I was waiting for an invitation
It was hard to find
Don't matter what I say only what I do
I never mean to do bad things to you
So quiet but I finally woke up
If you're sad
Then its time you spoke up
Too

Rabu, 09 Desember 2009

Feliz Cumpleaños

Feliz cumpleaños, mi mejor amigo.
Que descanse en paz.

8 Desember 2009

Kebas

Tak setiap sakit, aku bersuara
Tak setiap luka, aku berteriak
Sedikit demi sedikit, semua merubahnya menjadi tanpa rasa

Mati rasa.

7 Desember 2009

Lo Siento

Aku minta maaf, untuk semuanya
Kata-kata yang melukai, diam yang menyakiti

Maaf, untuk semuanya

7 Desember 2009

Kamis, 03 Desember 2009

Cukup Kau Saksikan Sisi Terangku

Maaf aku tak lagi bisa membaginya
Sudah cukup lama aku tahu kau tak lagi bisa menyimpannya untukmu seorang

Kepercayaan itu telah hilang, sejak kusadar kau tak lagi mampu tahu kapan harus diam

*Untuk mereka, terima kasih pernah menjadi bahu untukku bersandar. Pelukan hangat itu menentramkan, dulu. Kepercayaan itu serupa kaca, Kawan, sekali pecah akan tetap ada bekasnya walaupun sudah kembali terekat erat.

1 Desember 2009

Aku Tahu

Aku sudah tahu, jauh sebelum kau akui hal itu
Aku tahu, karna kau memilih untuk tak menjawab tanyaku dulu
Dan waktu, sekali lagi, menunjukkan kebenaran itu padaku

Pertanyaan serupa yang dulu selalu coba ia hindari
Caranya menghindar telah memberiku banyak jawaban

Begitu juga caramu.

1 Desember 2009

Menangis

Hingga saat ini, belum bisa aku melakukannya.
Entah kenapa, kemampuan pertamaku sebagai manusia selalu hilang ketika aku benar-benar ingin menggunakannya.

Ya, aku buth menangis. Sangat.

1 Desember 2009

Rabu, 25 November 2009

Give Me Some Love (James Blunt)

Me and my guitar playing my way
It makes them frown
The little pieces by the highway, bring me down

Mine is not a heart of stone
I am only skin and bone now
Those little pieces are little pieces of my own

Why don't you give me some love
I've taken ship loads of drugs
I'm so tired of never fixing the pain
Valium said to me, I'll take you seriously
And we'll come back as someone else
Who's better than yourself

Many faces at the doorway - all hanging round
Watch me fighting in the hallway but make no sound

So I'm standing all alone and I'm only skin and bone now
So many faces, but they all look out for their own

Why don't you give me some love
I've taken ship loads of drugs
I'm so tired of never fixing the pain
Valium said to me, I'll take you seriously
And we'll come back as someone else
Who's better than yourself

Why don't you give me some love
I've taken ship loads of drugs
I'm so tired of never fixing the pain
Valium said to me, I'll take you seriously
And we'll come back as someone else
Who's better than yourself today

And someday soon they'll drop the bomb and let it all out someday
I know that some day soon we'll all be gone so
Let it all out, let it all out today

And give me some love
Yeah, give me some love,
Come give me some love today

Sesederhana Ini

Ini inginku,
untuk tak mencintaimu agar tak ada sedikit pun kesempatan untukku membencimu.
Telah aku rasakan, saat menjadi cahaya terang dan padam bagi seseorang.
Aku hanya tak ingin kau merasakan hal yang sama, itu saja.

Ini pilihanku, untuk tak berlebihan menyayangimu.
Kita tak akan memulai apapun.
Karena kau tahu bukan, setiap awal pasti punya akhir.
Dan aku, masih saja benci saat harus mengucap selamat tinggal.

Sesederhana ini,
mungkin kau bukan orang yang kurelakan melihat sisi gelap dan rapuhku.

25 November 2009

Want to Stop It

"I just want to stop it!"


"What do you mean?"


"I just want to stop...crying in the rain..."


25 November 2009

Janji

Terima kasih telah membuatku semakin tak percaya pada apa yang mereka sebut janji.
Jika kau sedikit saja mau tahu, rasa sakit itu tak hanya menghampirimu.

25 November 2009

Hanya Sebuah Keluhan

"Try to be in my shoes! Don't judge me while you're in your own shoes!"

Karena sekali ini aku lelah mencoba paham, aku muak berusaha sendirian

Penghakiman apapun tak akan terasa kejam jika bukan dari mereka yang berkedok teman

25 November 2009

Mereka Membencinya

"Aku benci dia."

"Siapa?"



"Gadis itu."

"Dia?"



"Ya."

"Kenapa?"



"Aku memang membencinya. Masa kau tak tahu?"

"Tidak. Apa alasanmu membencinya?"



"Entah. Mungkin terkesan aneh, tapi aku memang membencinya."

"Karena aku?"



"Bukan. Jauh sebelum hari itu aku sudah membencinya."

"Hmm..."



"Ada dendam."

"Dendam?"



"Ya, rasanya aku mendendam, dan bukan hanya aku."

"Siapa lagi?"



"Ia juga membencinya."

"Benarkah bukan karena aku kalian membencinya?"



"Bukan... Hey, tak pernahkah kau membencinya?"

"Entahlah..."



"Bahkan sejak hari itu?"

"Memang ada yang berubah sejak hari itu."



"Mungkin tanpa sadar kau juga membencinya."

"Aku tak tahu."



"Berhentilah tak mau tahu!"

"Banyak hal yang tak kau tahu."



"Apa?"

"Banyak hal yang telah terjadi padaku, pada kami."



"Sejak hari itu?"

"Mungkin semua bermula jauh sebelum hari itu."



"Dan kau tetap tak membencinya?"

"Kenapa kau terus mengatakan benci?? Apakah benci yang kau rasakan untuknya menghasilkan sesuatu?"



"Setidaknya aku puas bisa membencinya."

"Begitukah?"



"Ya!"

"Hmm... Entahlah, sepertinya bukan benci yang aku rasakan untuknya. Aku tak mengerti apa namanya. Kau dan mereka tak pernah tahu bukan, setiap kali aku melihatnya, ada sesak yang aku rasakan, ada rentetan kenangan yang terasa semakin menyayat seiring waktu berjalan. Bagaimana dia bisa begitu vokal menyatakan apa yang dirasakannya dan mendapat perhatian sebegitu besar. Dan aku, entah mengapa, merasa tak sekali pun perasaanku dijaga."



"Kenapa kau tak pernah cerita?"

"Mungkin memang terlalu banyak hal yang ingin kucoba mengerti sendiri, dan aku melakukannya bukan tanpa alasan."



"Mungkin kau memang tak membencinya, tapi sudah pasti hatimu sakit karenanya. Dan apa kau tahu? Wajar jika kau merasakan sakit itu."

"..."


25 November 2009

Wearing The Mask

"Apa hal paling menyedihkan dari memakai topeng?"


"Entahlah..."


"Ketika kita sudah tak mampu lagi membedakan mana wajah asli kita, mana topeng kita."


22 November 2009

Mau Tak Mau (Jagostu)

Apa yang bisa aku lakukan
Jika ia memilih untuk tak tinggal
Dan semua trus berjalan

Getirnya harus tetap kutelan
Dan aku sakit harus tetap bertahan
Dan semua trus berjalan

Mau tak mau ku harus
Melanjutkan yang tersisa
Meski semua telah berbeda
Dan tak akan pernah ada yang sama

Aku bisa memeluknya
Tetapi tidak hatinya
Hooo... Menyakitkan

Semua telah dengar
Segenap hati ku merindunya
Tapi hatinya telah pergi dan telah lama mati

Mau tak mau ku harus
Melanjutkan yang tersisa
Meski semua telah berbeda
Dan tak akan pernah ada yang sama

Semoga angin berhembus
Membawakan mimpi baru
Meski ku tahu takkan pernah ada
Yang sanggup mengganti keindahannya

Asing

Ini yang sedari awal tak kuinginkan terjadi
Kita menjadi asing dalam jarak sedekat ini

19 November 2009

Bukan Ungkapan Cinta

Bagiku kau indah, tak peduli seberapa buruk kau nilai dirimu
Aku telah menyimak, sisi terang dan gelap yang sengaja kau tunjukkan padaku

Bukan karena banyak hal yang telah kau perlihatkan, aku memilih bertahan
Aku tak bisa maju, karena satu hal

Teruskanlah tarianmu, lelaki bermata terang
Aku akan menyaksikannya tanpa pengharapan

Kau terlalu indah untuk terabaikan
Maka biarkan saja waktu yang membuktikan, apa yang ada antara kita, hanyalah sebentuk ketulusan

19 November 2009

Senin, 02 November 2009

Cerita buat Seorang Perempuan Horus

...

Kuat dan patah
Tumpah, berkali-kali tumpah

Ingatkanlah
Saat telah cukup semuanya

Terima kasih.

2 November 2009

30.10.09

Bukan untukku, bukan untuk mereka
Lakukan untuk dirimu

Tersenyumlah, tertawalah
Kau berharga

Tak pantas ia, siapapun, mendustakan semuanya

Tegarlah, robohlah
Relakan semua terjalani dengan indah

Dan kau, akan paham segalanya tak mungkin tak berarti

Pergilah ke mana hati ingin membawamu pergi, Kawan

*Untuk seorang Kawan, yang masih sering bimbang akan berlalu atau bertahan =)

2 November 2009

Too Much Love Will Kill You (Queen)

I'm just the pieces of the man I used to be
Too many bitter tears are raining down on me
I'm far away from home and I've been facing this alone for much too long
Oh, I feel like no-one ever told the truth to me
About growing up and what a struggle it would be
In my tangled state of mind, I've been looking back to find where I went wrong

Too much love will kill you, if you can't make up your mind
Torn between the lover and the love you leave behind
You're headed for disaster because you never read the signs
Too much love will kill you every time

I'm just the shadow of the man I used to be
And it seems like there's no way out of this for me
I used to bring you sunshine now all I ever do is bring you down
How would it be if you were standing in my shoes
Can't you see that it's impossible to choose
No there's no making sense of it
Every way I go I'm bound to lose, oh yeah

Too much love will kill you, just as sure as none at all
It'll drain the power that's in you, make you plead, and scream, and crawl
And the pain will make you crazy, you're the victim of your crime
Too much love will kill you every time

Yeah, too much love will kill you
It'll make your life a lie, Yes too much love will kill you
And you won't understand why, you'd give your life you'd sell your soul
But here it comes again
Too much love will kill you
In the end...
In the end

Bertahan

Mencoba memutar kembali semuanya
Mencari celah di mana aku menjadi sedemikian salah

Hanya ini yang bisa kukatakan
Beradalah di posisiku dan rasakan apa yang kurasa, pikirkan apa yang kupikir
Mungkin akan kau pahami, tak selamanya kontrol ada di tangan kita

Segalanya termaafkan, tapi tak terlupakan, setidaknya untuk sekarang

Dan aku adalah cermin, untuk segala yang kau lakukan

*Inspired by a lot af beautiful songs.

27 Oktober 2009

Kamis, 22 Oktober 2009

Tak Benar-benar Sendiri

Bukankan lagu, puisi, maupun cerita yang seirama dengan milik kita telah cukup membuktikan bahwa kita tak pernah benar-benar sendirian?
Orang lain pun pernah mengalami berbagai hal seperti yang pernah kita alami, meski tak mungkin persis sama.

21 Oktober 2009

Sisi Kedua

"Aneh! Apa susahnya sih diam. Kenapa selalu aja cerita ke sana kemari. Apa bisa selesai kalau masalah cuma diceritain ke semua orang?!"

"Dia kan emang suka cerita ke orang lain."



"Iya, tapi harusnya dia ga kayak gini! Harusnya dia memendamnya sendiri!"

"..."



***

Mungkin kau tak tahu
Sulit bagi orang-orang seperti kami untuk bisa berhenti berbagi

Bukan, bukan karena kami tak mau
Bagaimana kami bisa jelaskan padamu, pada orang-orang sepertimu
Bahwa kami memang tak seperti kalian
Kami tak bisa sesunyi kalian

Kami tahu, terkadang kevokalan kami tak menyelesaikan apapun
Tapi kami bisa apa?

Kami pernah mencoba, berhenti berbagi apa yang kami rasa, seperti yang biasa kalian lakukan
Menyimpan sendiri semua, senang, sedih, marah, jengkel...semuanya
Tapi kami tak bisa membohongi diri kami sendiri
Nyaman kami hilang ketika kami mencoba menjadi seperi kalian

Mungkin, meminta kami diam sama sulitnya seperti meminta kalian bercerita
Ya, mungkin ini yang akan bisa membuat kalian sedikit mengerti

"Bisakah kau berhenti menyimpan semuanya sendiri? Biarkan saja seluruh dunia tahu senang-sedihmu. Apa masalah yang kau hadapi akan bisa selesai dalam sunyimu?"

Kami tak bisa meminta kalian bercerita, membagi apapun yang kalian alami
Sama halnya seperti kalian tak bisa memninta kami memendam apapun yang kami alami

Kami punya cara kami, kalian punya cara kalian
Kita tak harus meributkannya

Siapa yang bercerita jika kita sama-sama diam?
Siapa yang mendengarkan jika kita sama-sama bicara?
Biarkan sesekali kita bertukar peran, tapi tak perlu kita memaksa untuk menjadi bukan diri kita sendiri

21 Oktober 2009

Sisi Pertama

"Aneh! Apa susahnya sih cerita. Kenapa selalu aja cuma diem, dipendem sendiri. Apa bisa selesai kalau masalah cuma dipendem?!"

"Dia kan emang susah cerita ke orang lain."



"Iya, tapi harusnya dia ga kayak gini! Harusnya dia cerita!"

"..."



***

Mungkin kau tak tahu
Sulit bagi orang-orang seperti kami untuk bisa berbagi

Bukan, bukan karena kami tak mau
Bagaimana kami bisa jelaskan padamu, pada orang-orang sepertimu
Bahwa kami memang tak seperti kalian
Kami tak bisa sevokal kalian

Kami tahu, terkadang diam kami tak menyelesaikan apapun
Tapi kami bisa apa?

Kami pernah mencoba, berbagi apa yang kami rasa, seperti yang biasa kalian lakukan
Memvokalkan semua, senang, sedih, marah, jengkel...semuanya
Tapi kami tak bisa membohongi diri kami sendiri
Nyaman kami hilang ketika kami mencoba menjadi seperi kalian

Mungkin, meminta kami bicara sama sulitnya seperti meminta kalian diam
Ya, mungkin ini yang akan bisa membuat kalian sedikit mengerti

"Bisakah kau belajar menyimpan semua sendiri? Tak usah kau biarkan seluruh dunia tahu senang-sedihmu. Apa masalah yang kau hadapi akan bisa selesai hanya dengan kau memuntahkan kata-katamu?"

Kami tak bisa meminta kalian diam, berhenti bercerita tentang apapun yang kalian alami
Sama halnya seperti kalian tak bisa memninta kami bercerita tentang apapun yang kami alami

Kami punya cara kami, kalian punya cara kalian
Kita tak harus meributkannya

Siapa yang mendengarkan jika kita sama-sama bicara?
Siapa yang bercerita jika kita sama-sama diam?
Biarkan sesekali kita bertukar peran, tapi tak perlu kita memaksa untuk menjadi bukan diri kita sendiri

21 Oktober 2009

Senin, 19 Oktober 2009

Kau dan Perempuan Itu

Katakan pada perempuan itu, aku tak akan iri padanya
Katakan aku telah cukup dengan apa yang aku punya
Ia bisa mengambilmu kapan saja

Bukan, bukan karna kau tak cukup berarti untukku maka aku tak mempertahankanmu
Kau tahu aku tak akan bisa melihatmu tak nyaman di sampingku

Maka pergilah ke tempat sekarang hatimu berada
Aku tak akan menghalangi langkahmu ke sana

Sampaikan pada perempuan itu, aku tak akan benci padanya
Aku tak akan repot menggunjingkan kelebihan dan kekurangannya

Dan sebaiknya segera kau kemasi dan bawa pergi segala hal tentangmu di hidupku

*Andai saja bertahun-tahun lalu bisa kukatakan ini padamu =) But it's ok. Tak ada sesal untuk segala yang telah terjadi =)

16 Oktober 2009

Bukan Mereka

"Berhenti lagi?"

"Tidak."



"Kau tak menulis untukku."

"Bukan tanpa alasan."



"Lalu?"

"Tak akan ada prasasti untuk hal-hal yang menyakiti."



"Kau berubah."

"Semua berubah. Aku tak bisa tetap sama, meski aku mencoba."



"Apa aku akan kehilanganmu?"

"Aku tak tahu. Tapi aku tak pernah ingini itu."



"Apa kau bahagia?"

"Ya."



"Apa kau menderita?"

"Ya."



"Aku tak bisa paham..."

"Segala hantaman itu tak menjadikanku berhenti menjadi manusia."



"Lega mendengarnya. Tapi semestinya terus kau menulis untukku."

"Entahlah. Terkadang, terlalu banyak kata berkelebat dalam otakku hingga aku hanya bisa terdiam."



"Ceritakanlah semua padaku."

"Aku tak akan pernah bisa janjikan itu. Maaf."



"Kata-katamu tak akan pernah melukaiku."

"Bagaimana dengan mereka?"



"Apa mereka peduli padamu?"

"Mmm...tidak."



"Lalu apa yang menghentikanmu?"

"Aku tetap bukan mereka."



"Tak perlu menjadi mereka. Aku hanya rindukan kau yang dulu."

"..."



"Sesukar itukah?"

"Iya. Mungkin aku hanya akan menuliskan hal yang sama."



"Tetap akan kubaca...apapun itu."

"Aku tahu."


16 Oktober 2009

Pengingat

Udara statis karena sedikit saja ia bergerak, api akan bergoyang, mungkin padam.

Statis bukan berarti tiada.

16 Oktober 2009

Rabu, 14 Oktober 2009

Unwell (Matchbox Twenty)

All day staring at the ceiling
Making friends with shadows on my wall
All night hearing voices telling me
That I should get some sleep
Because tomorrow might be good for something

Hold on
Feeling like I'm headed for a breakdown
And I dont know why

[chorus]

But I'm not crazy, I'm just a little unwell
I know right now you can't tell
But stay awhile and maybe then you'll see
A different side of me
I'm not crazy, I'm just a little impaired
I know right now you don't care
But soon enough you're gonna think of me
And how I used to be...me
I'm talking to myself in public
Dodging glances on the train
And I know, I know they've all been talking about me
I can hear them whisper
And it makes me think there must be something wrong with me
Out of all the hours thinking
Somehow I've lost my mind

[chorus]

But I'm not crazy, I'm just a little unwell
I know right now you can't tell
But stay awhile and maybe then you'll see
A different side of me
I'm not crazy, I'm just a little impaired
I know right now you don't care
But soon enough you're gonna think of me
And how I used to be

I've been talking in my sleep
Pretty soon they'll come to get me
Yeah, they're taking me away

[chorus]

But I'm not crazy, I'm just a little unwell
I know right now you can't tell
But stay a while and maybe then you'll see
A different side of me
I'm not crazy, I'm just a little impaired
I know right now you don't care
But soon enough you're gonna think of me
And how I used to be
Yeah, how I used to be
How I used to be
Well, I'm just a little unwell
How I used to be
How I used to be
I'm just a little unwell

Hidup Terus Berjalan

Karena hidup terus berjalan
Tak peduli seberapa ingin aku terus dalam tawa ini,
tak peduli seberapa banyak air mata yang diam-diam tumpah di malam sepi

Karena hidup tak akan berhenti
Hanya karena aku inginkan terus bahagia
Hanya karena terlalu berat beban yang terasa

Tuhan selalu memberiku kesempatan untuk melihat mereka, sedikit merasakan apa yang mereka rasa
Pantaskah aku masih saja meminta apa yang belum aku punya, mengabaikan apa yang sudah tersedia hanya untukku?

Selalu akan ada waktu, untuk sedih berganti senang, tawa berganti tangis
Karena hidup akan tetap berjalan, membawaku pada akhir yang menjadi awal
Hingga kelak terhenti nafasku

14 Oktober 2009

In This Silent Corner

Di pojok sepi ini aku sendiri
Mengamati hidup berjalan sesuai rencana Tuhan
Ribuan adegan, ribuan cerita, ribuan tokoh
Segalanya berjalan lambat, memberiku waktu untuk belajar paham
Hingga aku tahu beberapa hal dan kusimpan dalam diamku, entah sampai kapan
Aku diam dan tak pernah berhenti mendengarkan

14 Oktober 2009

Sendiri

"Kenapa kau membiarkanku sendirian?"


"Karna kau tak penting bagiku, tak pernah penting bagiku!"


"..."


13 Oktober 2009

Gadis Kecil Itu

Sejak kapan ia menjadi begitu berbeda?

Bukankah dulu ia selalu meneriakkan apa yang ia alami kepada dunia?
Bukankah ia selalu menangis untuk sedikit saja sakit yang ia rasa?
Membenci setiap orang yang tak menyukainya
Mengatur segalanya sesuai keinginannya

Kemana perginya gadis kecil itu?

13 Oktober 2009

Heran

Kenapa mereka masih saja menatapku dengan penuh tanya?
Seakan kenyataan yang terpampang jelas di hadapan mereka belum cukup menjawab semuanya

Apa yang mereka tunggu?
Akhir kisah yang sesuai dengan harapan mereka?

Apa mereka tak mengerti, tak boleh ada harapan untuk menyaksikan kisah itu
Kenapa mereka tak membiarkan kisah itu berlalu?

Seharusnya mereka melupakannya
Atau...jika itu masih tak mungkin bagi mereka
Biarkan aku yang lupa.

13 Oktober 2009

Rabu, 23 September 2009

Venir. Se acercó. Ir.

Venir. Se acercó. Ir.

Venir. Se acercó. Ir.

Sí, es usted.

Sólo necesito ser más acostumbrados.

23 September 2009

Anger

Holding on to anger is like grasping a hot coal with the intent of throwing it at someone else, you are the one who gets burned.

Buddha

Bola Kaca

Perempuan itu masih menjaganya
Bola kaca yang seseorang titipkan padanya
Ia memegangnya erat, berharap tak pernah merusaknya
Ia tetap menggenggamnya,
meski panas bola kaca itu melepuhkan tangannya,
meski dingin bola kaca itu membekukan tangannya
Ia tak pernah melepaskannya

Telah cukup lama lelaki itu pergi,
tanpa pernah menanyakan apa yang telah ia titipkan
Meninggalkan perempuan itu dalam tanya tak terjawab

Bola kaca itu tiba-tiba pecah,
bukan karena perempuan itu menggenggamnya terlalu erat,
bukan karena lelaki itu terlalu lama menitipkannya
Bola kaca itu pecah, karena panas dan dinginnya yang silih berganti

Lelaki itu akhirnya datang
Saat belum habis darah menetes dari tangan perempuan yang telah ia tinggalkan
"Kau tak menjaganya!", teriaknya lantang

Bukan luka karena serpihan bola kaca yang membuatnya merintih perih
Kata-kata lelaki itu yang mendesirkan luka di dadanya
Membuatnya melangkah pergi dari tempatnya selama ini berdiri
"Kau tak mengerti.", gumamnya lirih

19 September 2009

Entah (Iwan Fals)

Entah mengapa aku tak berdaya
Waktu kau bisikkan, "Jangan aku kau tinggalkan."
Tak tahu di mana, ada getar terasa
Waktu kau katakan, "Ku butuh dekat denganmu."

Seperti biasa aku diam tak bicara
Hanya mampu pandangi bibir tipismu yang menari
Seperti biasa aku tak sanggup berjanji
Hanya mampu katakan, aku cinta kau saat ini
Entah esok hari, entah lusa nanti
Entah

Sungguh mati perempuanku
Aku tak mampu beri sayang yang cantik
Seperti kisah cinta di dalam komik
Sungguh mati perempuanku
Buang saja angan-angan itu, lalu cepat peluk aku
Lanjutkan saja langkah kita
Rasalah, rasalah, apa yang terasa

Sabtu, 12 September 2009

The Puzzles

"Apa aku akan bisa melihat senyum yang benar-benar berasal dari hatimu?"

"Entahlah. Toh jika aku tak katakan padamu tentang topeng kertasku, kau dan seluruh dunia tak akan pernah tahu, kan?"



"Mungkin... Apa kau benar-benar akan menyimpannya sendirian?"

"Yap. Hingga aku tak bisa lagi temukan cara menghadapinya sendirian."



"Menangislah jika kau ingin menangis."

"Apa itu menyembuhkan?"



"Setidaknya sedikit melegakan."

"Hmm... Sudahlah, aku sudah menangis dengan caraku."


***


"Sesuatu telah sangat menyakitiku."



"Apa kau akan membiarkan dirimu terus merasakan sakit itu?"

"Tidak. Tapi bagaimana cara menghilangkannya?"



"Bersyukurlah."

"Apa kau tahu, tak mudah melakukannya ketika kita sedang benar-benar patah?"



"Cobalah."

***



"Menyakitkan. Rasa sakit ini sudah sangat menyesakkan. Pernahkah kau merasakannya?"

"Ya."



"Padahal mungkin ini hanya karena aku kecewa terhadap kenyataan yang tak seperti harapanku."

"Hmm... Tapi sakit, tetaplah sakit, bukan?"



"Begitulah."

"Rasa sakit telah berulang kali menamparku. Mungkin kau tak pernah tahu, karena aku tak berteriak. Aku menghadapinya dalam diam. Terkadang aku menangis dalam hujan. Hanya untuk mengurangi sesak yang sudah tak bisa lagi terbendung. Pernah, rasa sakit dengan keras menamparku. Aku berharap bisa meneriakkannya untuk sedikit membuang penat yang terasa. Tak pernah ada suara yang keluar. Saat itu, aku benar-beanr berharap bisa menangis. Tapi tak ada setetes pun air mata yang keluar."



"Itu yang aku rasakan sekarang."

"Aku pernah berada di sana, di tempat sekarang kau berada. Keadaannya memang tak persis sama. Tapi tak lihatkah kau bahwa sekarang aku baik-baik saja?"



"Kebanyakan orang, terlena dan menyerah dalam sakit itu. Tapi pada dasarnya, setiap orang ingin merasakan kebahagiaan."

***



"Bersyukurlah. Wong urip ki sawang-sinawang. Jangan biarkan hal-hal yang menyakitkan itu mengontrol pikiranmu. Hidup terlalu indah untuk dihabiskan demi hal-hal macam itu."

"Terima kasih telah mengajariku hal ini."


***


"Kenapa Allah tak pernah memberikan apa yang aku minta?"


"Percayalah, Allah tahu yang terbaik buat kita. Kadang, kita bertanya-tanya kenapa semua yang kita inginkan tak pernah kita dapatkan tanpa pernah berpikir kalau mungkin semua itu bukanlah yang benar-benar kita butuhkan."


***



"Sakit tetaplah sakit, bukan?"

"Yap. Tapi entahlah, rasanya aku mulai mati rasa terhadap rasa-rasa sakit itu. Entah karena sudah terlalu sakit, atau karena aku tak lagi mau peduli terhadap rasa sakit itu. Banyak hal lain yang harus aku pikirkan selain rasa sakit itu."



"Seseorang pernah mengatakan hal itu padaku. Menurutku, orang-orang seperti kalian adalah orang-orang yang berjiwa besar. Karena sakit yang dibebankan pada kalian hanyalah hal kecil, tak berarti apa-apa. Karena kalian selalu bisa bersyukur, tanpa harus disibukkan dengan pikiran untuk membalas rasa sakit itu."

"Bersyukur, mungkin itulah kuncinya. Sebagai manusia, sangat wajar kita pernah mengalami sakit yang benar-benar menyesakkan. Ada saat-saat dimana kita down karena itu. Jangan menghindarinya, hadapi saja. Kita butuh memberi diri kita waktu untuk menikmati rasa sakit itu. Hanya saja, jangan pernah lupa untuk melangkah lagi."




*Untuk mereka, yang telah ada untuk sama-sama belajar tentang banyak hal. Aku percaya, setiap orang yang telah menyentuh hidupku membawa bagian yang akan melengkapiku. Muchas gracias.

10 September 2009

Selasa, 08 September 2009

Akan Aku Pilih Bentuk dan Warna

Jika aku bisa meminta, bakat Bapak yang mana yang bisa aku punya,
aku akan katakan dengan yakin, "Menggambar!"
Akan aku bagi semua lewat bentuk dan warna, bukan lagi kata-kata
Kubuat semuanya sesuai dengan apa yang ingin aku ungkapkan
Tak peduli akan banyak orang melihatnya

Jika bisa, aku akan meminta Tuhan memberiku kemampuan menggambar Bapak
Agar aku bisa bermain bentuk dan warna, mengekspresikan semua yang aku rasa
Tanpa takut ada yang terluka hanya karena sebuah karya jujur yang aku buat

Tapi Tuhan memberiku kesempatan untuk bermain kata
Membuatku selalu berpikir kata-kata mana yang seharusnya kupakai,
agar aku tetap bisa mengungkapkan apa yang aku pikir dan rasa,
tanpa membuat orang lain terluka

Karena kata-kata, tak jarang memberikan bekas yang tak mudah hilang
Menyayat dan membuat perih

Jangan heran, jika aku memilih sunyi
Memilih tak terbaca
Karna aku masih menimbang segalanya,
tak pernah ingin membuat luka karena apa yang aku cipta

Andaikan Tuhan memberiku pilihan, menggambar atau menulis,
pasti akan aku pilih menggambar
Tapi Tuhan telah memilihkannya untukku
Hanya kata-kata yang aku punya, bukan bentuk dan warna
Maaf jika masih saja ada yang terluka
Aku cuma butuh membagi semuanya, karna tak jarang, tak ada telinga yang ada untuk mendengarkannya

8 September 2009

It Touched My Limit

Satu tamparan tak harus dibalas dengan tamparan bukan?
Luka tak mesti dibalas luka

Percayalah, sudah kucoba menghadapi segalanya sendiri
Dan sudah sangat aku pahami,
sabar semestinya memang tak berbatas

Tapi aku tetaplah manusia yang punya batas.

8 September 2009

Kura-kura

"Kau terlalu dingin!"

"Benarkah?"



"Ya."

"Kau tak cukup mengenalku ternyata."



"..."

"Apa kau tahu kenapa kura-kura memiliki cangkang sekeras itu?"



"..."

"Itu caranya untuk melindungi lunak tubuhnya."



"Apa maksudmu?"

"Aku sangat menyukai kura-kura."



"Rasanya aku mulai tahu maksudmu."

"Baguslah. Lain kali, bertanyalah jika kau ingin mendapatkan jawaban. Percayalah, bukan hanya aku yang tak nyaman dengan penghakiman macam tadi."


8 September 2009

Hanya Ini yang Kita Punya

Tak akan ada cinta buat kita
Sudah sejak beberapa saat aku mengenalmu, aku sadari hal itu
Sudah sedari dulu aku menghapus harapanku

Namun tak berarti kekaguman ini kandas tanpa sisa
Kau, dan segala perbedaan antara kita adalah tarikkan kuat yang tak bisa kuhindari

Lelaki bermata terang, sudah sangat cukup apa yang kita punya sekarang
Tak akan ada cinta buat kita
Hanya ada kamu, perbedaan antara kita, dan aku

8 September 2009

Dariku

Bukankah udara yang terhirup ini adalah sesuatu yang sudah sangat pantas untuk disyukuri?

Untuk seorang teman, mungkin aku pun pernah ada di tempat kini kau berada.

7 September 2009

Sabtu, 29 Agustus 2009

Lebih Dekat

Sore ini aku duduk di sebuah bangku taman
Menikmati nyaman yang perlahan hadir di dalam hati
Segala yang telah terlewati tak henti berkelebat dalam pikiran,
seperti adegan film yang diputar ulang
Tak ada lagi tangisan

Tiba-tiba kau telah duduk di sampingku dan bertanya, "Apa kabar?"
"Baik.", jawabku
Kau masih menatapku, ada ragu di matamu
"Hey, aku benar-benar dalam keadaan baik sekarang. Percayalah...", kataku
Lama kau memandangku, seakan mencari sedikit saja tanda yang akan menguatkan keraguanmu
Hingga akhirnya kau tersenyum, "Syukurlah. Sudah lama aku tak melihatmu sedamai ini. Semua terlewati rupanya."

"Aku sudah memberi diriku sendiri waktu.", kataku
Kau katakan, "Aku senang kau tak lagi mengingkari apa yang terjadi."
"Allah menyayangiku, sangat menyayangiku, hingga Ia selalu tak membiarkanku merasakan sakit dan sedih berkepanjangan. Sekali lagi, dan aku berharap ini bukan yang terakhir kalinya, Allah menyelamatkanku. Ada yang Allah ingin aku pelajari...ikhlas."
Kau ulurkan tanganmu, mengusap kepalaku
"Kau kuat, sangat kuat. Kau hadapi semua sendirian. Tapi kau harus ingat, tak apa membaginya dengan orang yang kau percaya. Tak memalukan jika kau membiarkan air matamu menetes. Kau manusia biasa. Terkadang luka dan sakit melemahkanmu. Beri dirimu waktu. Kau akan sembuh dan menjadi lebih kuat. Harus selalu kau ingat, Allah tak akan pernah meninggalkanmu.", katamu
Dalam senyuman tulus aku katakan, "Aku paham. Terima kasih untuk selalu ada bersamaku."
"Jangan pernah berhenti mencoba untuk melihat segalanya lebih dekat, ya. Kebenaran terkadang menyakitkan, tapi itulah yang kau butuhkan.", katamu

Lama kita terdiam menikmati suasana sore ini
"Sudah waktunya kulanjutkan langkahku.", kataku
Kulihat kau perlahan menghilang bersama senyummu yang mendamaikan
"Terima kasih."

29 Agustus 2009

Jumat, 28 Agustus 2009

Goodbye My Lover (James Blunt)

Did I disappoint you or let you down?
Should I be feeling guilty or let the judges frown?
'Cause I saw the end before we'd begun,
Yes I saw you were blinded and I knew I had won.
So I took what's mine by eternal right.
Took your soul out into the night.
It may be over but it won't stop there,
I am here for you if you'd only care.
You touched my heart you touched my soul.
You changed my life and all my goals.
And love is blind and that I knew when,
My heart was blinded by you.
I've kissed your lips and held your hand.
Shared your dreams and shared your bed.
I know you well, I know your smell.
I've been addicted to you.

Goodbye my lover.
Goodbye my friend.
You have been the one.
You have been the one for me.
Goodbye my lover.
Goodbye my friend.
You have been the one.
You have been the one for me.

I am a dreamer and when I wake,
You can't break my spirit - it's my dreams you take.
And as you move on, remember me,
Remember us and all we used to be
I've seen you cry, I've seen you smile.
I've watched you sleeping for a while.
I'd be the father of your child.
I'd spend a lifetime with you.
I know your fears and you know mine.
We've had our doubts but now we're fine,
And I love you, I swear that's true.
I cannot live without you.

Goodbye my lover.
Goodbye my friend.
You have been the one.
You have been the one for me.
Goodbye my lover.
Goodbye my friend.
You have been the one.
You have been the one for me.

And I still hold your hand in mine.
In mine when I'm asleep.
And I will bare my soul in time,
When I'm kneeling at your feet.

Goodbye my lover.
Goodbye my friend.
You have been the one.
You have been the one for me.
Goodbye my lover.
Goodbye my friend.
You have been the one.
You have been the one for me.

I'm so hollow, baby, I'm so hollow.
I'm so, I'm so, I'm so hollow.
I'm so hollow, baby, I'm so hollow.
I'm so, I'm so, I'm so hollow.

Tears and Rain (James Blunt)

How I wish I could surrender my soul;
Shed the clothes that become my skin;
See the liar that burns within my needing.
How I wish I'd chosen darkness from cold.
How I wish I had screamed out loud,
Instead I've found no meaning.

I guess it's time I run far, far away; find comfort in pain,
All pleasure's the same: it just keeps me from trouble.
Hides my true shape, like Dorian Gray.
I've heard what they say, but I'm not here for trouble.
It's more than just words: it's just tears and rain.

How I wish I could walk through the doors of my mind;
Hold memory close at hand,
Help me understand the years.
How I wish I could choose between Heaven and Hell.
How I wish I would save my soul.
I'm so cold from fear.

I guess it's time I run far, far away; find comfort in pain,
All pleasure's the same: it just keeps me from trouble.
Hides my true shape, like Dorian Gray.
I've heard what they say, but I'm not here for trouble.
Far, far away; find comfort in pain.
All pleasure's the same: it just keeps me from trouble.
It's more than just words: it's just tears and rain.

Tears and Rain.

Tears and Rain.

Far, far away; find comfort in pain,
All pleasure's the same: it just keeps me from trouble.
It's more than just words: it's just tears and rain.

Benteng

Kau kembali sibuk menyusun benteng yang telah porak poranda
Membangunnya sedikit demi sedikit seperti dulu kala
Ada yang beda, sekarang dengan sengaja kau membangunnya
Kau tak lagi tahu apakah butuh pintu dan jendela baru pada bentengmnu
Yang kau tahu, benteng itu harus lebih bisa melindungimu

Benteng yang dulu, tidak dengan sadar kau dirikan
Mengelilingimu dan menjadi tameng bagi panas dan dingin dunia, menyamankanmu
Hangat mentari menyapamu melalui jendela yang ada
Kau pun masih bisa menikmati indah dunia dari sana
Dengan leluasa kau bukakan pintu bagi mereka yang kau ijinkan memasuki bentengmu
Hingga akhirnya, tanpa kau inginkan, benteng itu runtuh seketika

Masih terus kau membangunnya, sendiri menyusun kembali reruntuhan yang ada
Satu yang terus menerus kau pikirkan, bentengmu kali ini harus lebih kokoh dan lebih besar, meskipun tak lagi kau buat ada pintu dan jendela di sana

27 Agustus 2009

Iris (Goo Goo Dolls)

And I'd give up forever to touch you
'cause I know that you feel me somehow
You're the closest to heaven that I'll ever be
And I don't want to go home right now

And all I can taste is this moment
And all I can breathe is your life
When sooner or later it's over
I just don't want to miss you tonight

And I don't want the world to see me
'cause I don't think that they'd understand
When everything's made to be broken
I just want you to know who I am

And you can't fight the tears that ain't coming
Or the moment of truth in your lies
When everything feels like the movies
Yeah you bleed just to know you're alive

And I don't want the world to see me
'cause I don't think that they'd understand
When everything's made to be broken
I just want you to know who I am

Bercermin

"Kenapa tak kau tatap pantulan wajahmu di cermin itu?"


"Ada yang tak ingin kulihat."


"Lalu kenapa kau masih berdiri di sana?"


"Ada yang ingin kulihat."


"Kau mulai membingungkanku."


"Aku sangat ingin melihat senyumku."


"Angkat wajahmu, tatap cermin itu!"


"Aku takut melihat luka di mataku."


"Kau benar-benar membuatku bingung sekarang."


"Sakit di dada ini mulai menyesakkan, tahukah kamu?"


"Kau memang tak pernah mengatakannya padaku, tapi aku tahu."


"Aku tetap tersenyum meskipun luka ini tak pernah mau enyah dari mataku."


"Aku bisa melihatnya."


"Benarkah?"


"Ya."


"Apa yang harus aku lakukan sekarang?"


"Apa yang bisa aku lakukan untukmu?"


"Maukah kau memelukku?"


"Apakah itu akan membuatmu merasa lebih baik?"


"Aku butuh menangis di pelukmu."


"Kemarilah, menangislah di pelukku."


"Cukup! Jangan lagi membodohiku! Aku tahu kamu tak nyata. Kamu hanyalah produk imajinasiku ketika aku tak sanggup menghadapi dunia. Kamu tak tersentuh, tak akan bisa aku menagis di pelukmu!"


"Aku tak membodohimu. Kau yang terus menerus mempertahankanku. Sekarang, apakah kau akan membiarkanku pergi?"


"..."


"Katakan! Katakan apa yang kau ingin aku lakukan!"


"Tetaplah di sini. Temani aku melihat pantulan wajahku di cermin ini."


"Angkat wajahmu, lihatlah apa yang ingin kau lihat, abaikan yang tak kau inginkan."


"Tidak, tidak sekarang."


27 Agustus 2009

Senin, 24 Agustus 2009

Aku di Sini

Dan yang bisa kulakukan hanyalah duduk di sampingmu
Menantimu mengucapkan kata-kata yang akan menjelaskan segalanya
Tak apa, katakan saja semuanya
Aku tak akan berpaling, tak akan menutup telinga, tak akan menghakimimu
Akan aku lakukan apa yang aku bisa, asalkan kau bisa merasa lebih baik

Keadaan ini menyiksa
Melihatmu berusaha meneriakkan semua tanpa suara
Mendengar tangis dari bibir yang tersenyum manis
Jangan dulu kau tarik kembali tanganmu yang tengah menggapai, sebelum aku meraihnya, sebelum aku menarikmu dari tempatmu sekarang berada

22 Agustus 2009

Are You OK?

Hey, do you need a shoulder to cry on?
Or someone to laugh with?

I'll try to be with you
As soon as you call my name
As soon as you give me sign

22 Agustus 2009

Ada Aku

Kau memberiku tanda untuk bertanya kenapa lalu bisu dan berlalu
Adakah sesuatu merisaukanmu?
Apakah kau benar-benar baik-baik saja?

Aku ada
Kapanpun kau butuh berbagi cerita

22 Agustus 2009

Jumat, 21 Agustus 2009

Ibu (Iwan Fals)

Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki, penuh darah... penuh nanah

Seperti udara... kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas...ibu...ibu

Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu
Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu
Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas...ibu...ibu....

Seperti udara... kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas...ibu...ibu

Dear My Bestfriend

Aku coba mengingat kapan kita menjadi dekat.
Sekitar enam tahun lalu. Saat kau dengan muka isengmu memanggilku Pebri dan kupanggil kau Raden Ayu Silva kah? Benarkah sejak accident nama dada itu kita menjadi dekat? Entahlah, yang aku tahu pasti, kau tak berhenti memanggilku dengan nama itu hingga saat terakhirmu.

Apakah kita sudah dekat ketika sering kau pinjam catatanku dan bersedia kapanpun mengantarnya ke rumah saat aku membutuhkannya?
Sudahkah kita dekat ketika kau pinjam Troy dariku?
Ah, sepertinya aku sudah tak bisa lagi mengingat kapan kita menjadi dekat, Kring.

Yang aku tahu, entah sejak kapan, kita selalu bertukar info tentang film.
Aku ingat kata-katamu, “Nonton film ki sing cover e ana gambar pialane, Peb!”
Sejak itu aku tahu, selera kita sama. Bukan film-film box office yang kita buru.
Apa kau tahu Kring, kehilanganmu berarti kehilangan seseorang untuk berbagi cerita tentang film?

Aku memang tak bisa banyak berbagi tentang buku. Kau tak terlalu suka membaca. Bukankah satu-satunya buku yang berhasil kau tamatkan dalam lima hari adalah 'Angels and Demons'? Ah, kau sangat bangga saat itu. Dan kau mengungguliku, bahkan hingga saat ini, karena aku tak pernah membaca satu-satunya buku yang berhasil membuatmu tak tertidur di halaman pertama.

Entah sejak kapan kita jadi sering bertukar cerita tentang orang-orang yang menarik perhatian kita. “Kok ga cerita?”, tanyamu waktu kuakui telah ada seseorang saat itu. Tahukah kau aku menyesal tak membaginya padamu? Itulah mengapa aku selalu berusaha membagi senang sedihku setelah itu.

Kau orang pertama yang tahu aku tak lagi dengannya. Kau yang tahu kenapa kami hentikan langkah kami. Kau yang tak pernah menghakimiku. Dan lagu 'I Will Survive' dari Cake mengiringi curhatku hari itu. Seperti biasa, kau masih dengan segala gurauanmu. Dan kau membuatku tertawa di saat-saat sedihku. Membuatku tegar dengan caramu. “Jangan pernah biarkan orang yang menyakitimu tahu bahwa dia menyakitimu, bahkan jika kau menangis karenanya. Jangan sampai dia tahu.”

Kau mulai senang menyanyikan Jendela Kelas Satu milik Iwan Fals saat itu. Suatu ketika kulihat rentetan kata dalam outbox-mu. Dan aku tahu kau menyimpan sebuah cerita. Cerita yang pada akhirnya hanya kau buka untukku. Maka sejak saat itu, sering kau bagi risaumu tentangnya. Kau membuatku tahu sisi lainmu. Ketika aku tanyakan apakah kau tak lelah dengan rasamu. Kau katakana dengan senyum mengembang di bibirmu, “As long as I know how to love, I know I’ll be alive. Tenang wae Peb, Allah kan wes janji, wong apik bakal oleh wong apik.”

Ya, kita sudah dekat saat itu. Dan aku sangat bangga menyebutmu sahabatku. Entah sudah berapa banyak cerita yang kita bagi. Aku tahu, kau hebat dengan caramu. Aku belajar banyak hal darimu, Kring.

Kita tetap dekat, bahkan ketika kau lanjutkan kuliah di kota lain. “Keep contact ya!”, itu katamu saat kau hendak tinggalkan Solo. Aku pikir kau akan menghilang seperti yang lainnya. Aku lega aku salah berpikir begitu. Dua kali nyaris kita tak bisa lagi berkomunikasi, tapi kau selalu berhasil menghubungiku. Kau selalu mampir saat liburan. Entah untuk membawakan berbagai film yang kau rekomendasikan atau hanya untuk bertukar cerita. Dan kau akan sangat sebal ketika aku tak cepat membalas sms yang mengabarkan keinginanmu mengunjungiku. “Ngasi kuru aku nunggu balesanmu, Peb!”

Tahukah kamu Kring, aku mengubah banyak sekali bayangan masa depanku sejak kau pergi. Dulu, persahabatan kita memberikan bayangan indah tentang saat-saat dewasa kita bersama. Seperti katamu, aku akan jadi psikolog pribadimu. Kau akan menjadi sarjana teknik elektro yang sukses. Akan aku perkenalkan orang spesialku padamu, bahkan jauh sebelum dia jadi orang spesial bagiku mungkin. Begitupun dirimu. Akan kau ajak bidadarimu ke rumahku. Suatu ketika kita berempat akan membagi waktu bersama di sudut nyaman sebuah kafe, menikmati kopi kita masing-masing, berbagi cerita. Aku akan melihatmu menghadiri saat-saat spesialku. Wisudaku. Pernikahanku. Dan aku pun akan ada di saat kau memakai toga maupun baju nikahmu. Aku akan mengunjungi keluarga kecilmu, begitu pula sebaliknya. Anak-anak kita akan meneruskan persahabatan kita. Ah, itu bayangan ketika kupikir kita, secara nyata, akan selalu ada untuk satu sama lain hingga tua nanti, Kring. Allah berkata lain ternyata. Dan aku harus merombak mimpi-mimpiku sejak kepergianmu.

Tak apa. Aku akan baik-baik saja. Sesekali aku memang membiarkan diriku menikmati kenangan kita. Aku mengunjungi tempatmu terbaring kaku, berusaha tetap menulis untukmu, entah di saat senang maupun sedihku. Tapi tak kubiarkan diriku menangisimu, tak merelakanmu, menyesali semua yang tak sempat kulakukan untukmu. Hey, aku berusaha ikhlas, Kring. I do. Bukankah kita telah sepakat bahwa segalanya terjadi untuk alasan tertentu? I still believe that. Itu yang membuatku bertahan di saat-saat sulitku.

Damai di sana ya, Kring. Jangan bosan mendengar ceritaku =)

21 Agustus 2009

Tarianmu

Kulihat kau begitu liar dalam tarianmu malam itu.
Begitu pongah menantang dunia lewat gerakmu.
Indah sekaligus berbahaya.
Gemulai namun mengancam.

Kau ulurkan tanganmu, "Come dance with me, bella..."
Aku terdiam, dalam keraguan.
Kau tanyakan, "Apakah aku terlalu hitam bagimu?"

Di detik berikutnya kita telah melebur dalam tarian.
Mencoba menyamakan musik dan gerakan.
Hingga akhirnya kita sadar, tarian kita tak sama.

Perlahan kuhentikan gerakku, kembali ke tempat semula kuberdiri menyaksikan tarianmu.
Sejenak kau melambatkan gerakmu, menatapku dengan pandangan penuh tanya.
Aku hanya tersenyum saat itu, dan kau lanjutkan lagi tarianmu.

"Kenapa berhenti?", tanyamu saat habis gerakmu.
"Tarian kita tak sama."

Kulihat amarah di mata terangmu saat kau melangkah pergi malam itu.

***

Di malam berikutnya, masih kusaksikan tarianmu sama.
Tarian yang memanggilku kembali ke tempatmu berada.

Kau melihatku, masih dengan amarah di mata terangmu.
Dan seketika kau hentikan gerakmu.

"Kenapa datang lagi? Bukankah kau katakan tarian kita tak sama?", tanyamu.
"Tarianmu memanggilku. Tarian kita memang tak sama, tapi bukan berarti aku benci tarianmu. Aku dapati apa yang tak ada dalam tarianku di dalam tarianmu. Tak akan aku samakan gerakku dengan gerakmu, tak akan aku ubah musikku menjadi sama dengan musikmu. Aku pun tak akan biarkan kau menjadi sama denganku. Ijinkan aku mengagumimu, mengagumi perbedaan dalam tarian kita."

Tak berapa lama, kau kembali ke panggungmu.
Menarikan lagi tarianmu di bawah bebintangan dan langit malam.
Aku masih tak bisa mengalihkan pandanganku darimu.

"Will you come again, bella?"
"Selama tak kau hentikan tarianmu, lelaki bermata terang.", jawabku.

20 Agustus 2009



* Ini caraku mengerti kenapa kita masih saling mencari dan berbagi meskipun kita begitu berbeda, lelaki bermata terang =)

Ijinkan Aku Membencimu

Ingin kutuliskan benciku padamu di atas pasir
Semoga semilir angin cepat membelainya, menjadikannya kandas tanpa bekas

Akan kuingat semua laku sadismu dalam otakku yang makin berkarat
Kuharap cepat rentetan memori lain menimbunnya, menjadikannya tak sepekat saat ini

Tak kusangka,
ada bagian diriku yang benar-benar merindukan habisnya sabarku
Meledak bersama amarah yang sekian lama terpendam

Tapi masih saja kuminta Tuhan mengampunimu, menghapuskan dosa yang kau tularkan padaku

12 Agustus 2009



* Untuk mereka yang selalu menjadi matahari. Orang-orang bilang, mereka manusia bodoh. Tapi apapun sebutan bagi mereka, mereka tetap berusaha menyinari, meskipun lelah.
~Senada dengan lagu Bertahan by Rama.~

Rabu, 12 Agustus 2009

Biarkan Saja Semua Begini

Kupikir, cukup bagiku selalu ada untuknya, mendampinginya.
Kuberikan segala terbaik yang aku bisa.
Karna aku sadar, ia lakukan hal yang sama.
Tak ada yang hilang yang harus dicari lagi.
Aku t'lah coba untuk selalu yakini itu.

Hingga ia memintaku menghadirkan tawa di mataku.
Aku tak benar-benar mengerti apa maksudnya.
Bukankah aku pun selalu tertawa mendengarkan segala gurauannya?

Ia minta waktu untuk bisa membuatku lepas tertawa.
Aku makin tak paham maksudnya.

Semua ini, pasti bukan karena apa yang aku coba sembunyikan selama ini, kan?
Tak mungkin ia merasakannya.
Tidak, ia tak boleh mengetahuinya.
Mungkin, aku tak akan pernah bisa memenuhi permintaannya, sebanyak apapun waktu yang aku berikan untuknya.

Kecuali jika seseorang bersedia mengembalikan tawa di mataku.
Dan itu berarti, hanya lukalah yang akan ia terima dariku.
Aku tak mau itu!

12 Agustus 2009


Inspired by a story of a friend

Pelawak

Aku adalah pelawak terhebat.
Setidaknya itu kata mereka.
Setiap kata yang terlontar dari bibirku adalah hiburan bagi mereka.
Ya, mereka selalu menyukai segala gurauan yang aku sajikan.
Bagiku, menyenangkan bisa mendengar orang lain terbahak karna kata dan tingkah lakuku.

Tapi ada yang mengusikku belakangan ini.
Bidadari cantik yang setia menemaniku tak kulihat tertawa lepas mendengarkan gurauanku.
Apakah aku tak cukup pandai membuatnya tertawa?
Bukankah aku telah bisa membuat mereka tertawa?
Bukankah aku pelawak terhebat menurut mereka?

Apa yang kau tahan, Bidadariku?
Apa yang membebani pikiranmu?
T'lah kucoba berbagai trik melawak terhebat yang aku punya.
T'lah kuceritakan cerita terlucu untukmu.
Tapi mengapa masih tak lepas tawamu?
Mengapa masih tak kau ajak serta mata indahmu tertawa mendengarkan segala lawakanku?

Beri aku waktu...
Akan aku pelajari cara untuk membuatmu tertawa lepas.
Akan aku lakukan apapun untuk melihat tawa di mata indahmu itu.
Ya, tolong beri aku waktu.

11 Agustus 2009


Inspired by a story of a friend

Sabtu, 08 Agustus 2009

Ini yang Terakhir Dariku

Akhirnya, semua kembali normal bagi kita.
Masihkah semua persis sama seperti dulu sebelum kita mainkan permainan kita?
Ah, terlalu naif mungkin untuk memintanya demikian.
Bukankah terlalu muluk untuk mengharap sesuatu tetap persis sama seperti sebelum kita meninggalkannya dalam waktu yang cukup lama?
Ya, waktu yang cukup lama untuk membuat kita sama-sama berubah.
Entah menjadi lebih baik atau sebaliknya. Menjadi apa atau siapa.
Dan bagiku, segala yang terjadi tak akan ada yang sia-sia.

Semestinya, aku tak pernah bergerak dari tempat itu.
Semestinya memang begitu.
Segalanya telah diperhitungkan, bukan? Segalanya telah diatur dengan rapi.
Mungkin kita cuma sempat lupa, kita hanya manusia.
Tak semua yang kita rencanakan berjalan sempurna. Segalanya tak bisa selalu berjalan sesuai keinginan kita.

Apakah aku menyesalinya? Tidak.
Aku tak menyesali apa yang telah terjadi.
Meskipun, ya, aku sangat menyesal telah melukaimu dengan luka yang sama, yang pernah mereka torehkan dalam hidupmu. Maafkan aku.
Tapi aku tak akan pernah menyesali apa yang telah kita lalui.
Segala kejadian yang terlewati, proses yang kita lalui.
Aku cukup sadar, aku paham. Sedikit saja sesal berarti mengingkari segala yang telah terjadi. Aku tak bisa lakukan itu.

Senang, sedih, senyum, luka, tawa, sakit, marah, bahagia. Semuanya pernah ada. Semua hadir untuk saling melengkapi.
Aku tak akan menghapusnya. Tak akan pernah bisa.

Bukankah yang aku bisa lakukan adalah mensyukuri semuanya?
Bersyukur kau pernah ada. Bersyukur atas semua yang telah terjadi.

Mudahkah itu? Tidak.
Tidak semudah itu. Tapi aku tak akan pernah menyerah untuk melakukannya.

Puisi-puisi bernada minor yang tercipta antara kita.
Tawa dan kegilaan yang pernah ada.
Amarah, sakit dan luka yang menghampiri kita.
Biarkan saja semua menjadi kenangan. Ya, biarkan saja demikian adanya.

Aku tak akan menyalahkan siapapun. Tidak akan bisa menyalahkan siapapun. Tidak dirimu. Tidak diriku. Kita, hanya menjalani segalanya. Segala yang telah tertulis untuk kita. Itu saja.

Terima kasih. Terima kasih untuk semuanya.
Maaf. Maaf untuk segala sakit dan luka yang pernah ada. Tak sedikitpun aku beniat melakukannya. Sekali lagi, maaf.

Sesudah ini, menjadi bisu adalah pilihanku.

And here we go...
The lights are low, the curtains down.
The unperfect show is over, we have to say goodbye =)

Bienvenido de nuevo, mi amigo =)
Para mi, eres un amigo, siempre.

8 Agustus 2009

Kamis, 06 Agustus 2009

Damai

Mencari damai di tempatmu lagi, Kawan.

Senja yang indah dari tempatmu terbaring kaku.

3 Mei 2007, tak akan pernah terlupa. Bulan benderang dan tangisan selamat jalan.

Ingin dengar lagi segala ceritamu. Kebodohan-kebodohan yang selalu membuat kita tak berhenti tertawa. Mimpi-mimpi naif yang selalu membuat kita optimis. Ah, aku benar-benar merindukannya ternyata. Cara unikmu menjadi joker. Kekonyolan yang begitu menyegarkan.

Damai di sana ya =)

[caption id="attachment_345" align="aligncenter" width="300" caption="Beside You"]Beside You[/caption]

Argh!!!!!

Mbok ya kalo ngomong ki dipikir dulu! Apa rasane coba dibilangi kayak gitu?! Sakit!

I won't believe every single words from you! Just go away!!! I hate you.

6 Agustus 2009

Rabu, 05 Agustus 2009

Thank You, Allah

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Terima kasih ya Allah, untuk segala nikmat selama ini =)

Terima kasih, terima kasih =)

5 Agustus 2009

In That Dining Room

"Mbak, kata mereka, saya sudah tak lagi diinginkan. Benar begitu?"

"..."



"Mereka bilang sudah tak ada yang butuh saya, Mbak."

"Hmm, mereka itu siapa Bu?"



"Ya orang-orang yang bicara ini, Mbak. Sudah ya Mbak, saya harus ke kamar."

Ah, harusnya aku dapatkan jawaban pasti, apakah yang ia maksud mereka adalah orang-orang yang menyisipkan kata-kata yang sama di pikiranku.

4 Agustus 2009

Back to Bad Habbits

Malam dan siang bertukar peran bagiku. Hewh...
Mata, terpejamlah... Sakit, sembuhlah... Lelah, hilanglah... Apa yang ada di kepala ini, berhentilah sejenak...sejenak.

4 Agustus 2009

Tears

Melihat air mata lagi... Sedih...
I'll be here, my friends =)
Semoga ini cukup buat kalian...

And if you want to talk about it anymore,
Lie here on the floor and cry… on my shoulder,
I’m a friend. (Cry, James Blunt)



Oh, why you look so sad?
Tears are in your eyes
Come on and come to me now
Don’t be ashamed to cry
Let me see you through
‘Cause I’ve seen the dark side too
When the night falls on you
and you don’t know what to do
Nothing you confess could make me love you less.

I’ll stand by you
I’ll stand by you
Won’t let nobody hurt you
I’ll stand by you... (I'll Stand by You, The Pretenders)

4 Agustus 2009

Jumat, 31 Juli 2009

Perfect (Simple Plan)

Hey dad look at me
Think back and talk to me
Did I grow up according to plan?
And do you think I'm wasting my time doing things I wanna do?
But it hurts when you disapprove all along

And now I try hard to make it
I just want to make you proud
I'm never gonna be good enough for you
I can't pretend that
I'm alright
And you can't change me

'Cuz we lost it all
Nothing lasts forever
I'm sorry
I can't be perfect
Now it's just too late and
We can't go back
I'm sorry
I can't be perfect

I try not to think
About the pain I feel inside
Did you know you used to be my hero?
All the days you spent with me
Now seem so far away
And it feels like you don't care anymore

And now I try hard to make it
I just want to make you proud
I'm never gonna be good enough for you
I can't stand another fight
And nothing's alright

'Cuz we lost it all
Nothing lasts forever
I'm sorry
I can't be perfect
Now it's just too late and
We can't go back
I'm sorry
I can't be perfect

Nothing's gonna change the things that you said
Nothing's gonna make this right again
Please don't turn your back
I can't believe it's hard
Just to talk to you
But you don't understand

'Cuz we lost it all
Nothing lasts forever
I'm sorry
I can't be perfect
Now it's just too late and
We can't go back
I'm sorry
I can't be perfect

'Cuz we lost it all
Nothing lasts forever
I'm sorry
I can't be perfect
Now it's just too late and
We can't go back
I'm sorry
I can't be perfect

Voices

"Mau ke mana?"

"Entahlah, Siang."



"Lari?"

"Entah."



"Berhentilah berkemas!"

"Aku harus pergi kan?"



"Kenapa harus?"

"Entahlah... Entahlah, Siang. Berhentilah bertanya. Aku tak punya jawaban."



"Ke sini. Aku dengarkan kau bercerita. Mungkin aku punya jawaban untuk semua tanyamu. Cobalah."

"Baiklah, baiklah... aku akan ceritakan semuanya. Aku tahu kau akan mendengarkannya, kau tak pernah menutup telingamu untuk semua ceritaku."



"Mulailah bercerita. Kau tak perlu lari. Kau tak punya tujuan, bukan? Tak perlu sembunyi. Tak ada tempat untukmu sembunyi."

"Aku tahu...aku tahu..."



"Hadapi saja semuanya...hadapi! Kau tak pernah benar-benar sendirian. Aku ada."

"Aku tahu... Aku tahu kau ada... Tapi kau tak lagi kasat mata..."


31 Juli 2009

Cerita

Di depan sebuah rumah di ujung gang...


"Adik kecil, ceria sekali kamu, mau ke mana?"


"Pulang."


"Banyak sekali tas yang kamu bawa, apa saja isinya?"


"Macam-macam. Aku juga bawa banyak cerita untuk orang rumah."


"Memangnya kamu dari mana?"


"Berpetualang! Hehehe... Sudah ya, Kak, orang rumah pasti sudah menungguku."


"Hati-hati, ya..."


"Sip!"


Si adik kecil melangkah dengan riang menuju rumahnya.




Tak berapa lama...


"Loh, mau ke mana lagi?"


"Ga kemana-mana."


"Rumah kosong?"


"Iya."


"Sudah bilang mau pulang?"


"Iya."


"Jangan cemberut gitu. Sini, temani Kakak mengusir sepi."


"Kakak juga kesepian?"


"Iya. Rumah Kakak juga kosong, ga ada orang, makanya Kakak di sini."


"Kita sama ternyata."


"Yap. Cerita yang kamu bawa..., bolehkah Kakak mendengarnya?"


"Mmm..."


"Tak apa jika kamu ga mau cerita."


"Mau kok..."


"Sini, duduk di samping Kakak dan mulailah bercerita."


"Ok..."




Maka berceritalah si adik kecil tentang segala hal yang ia alami ketika berpetualang. Cerita untuk orang rumah yang tak pernah sekalipun tersampaikan pada orang rumah.




“Terima kasih, Kak.”


31 Juli 2009

Makasih, ya...

Satu bulan yang berharga
Terima kasih semuanya

Selalu mengingatkan untuk tidur dan makan, hehe...
Bertanya kenapa ketika tiba-tiba aku ingin keluyuran... Mmm, makasih ya... Maaf tak pernah ada kata untuk menjelaskan semuanya...

Dik, makasih semuanya ya... Selalu maksa makan, bertahan waktu aku mendung, whehehe... Gantian ya nyuci piringnya XP Igauan itu gak ada artinya kok =P
Run, makasih semuanya ya... Hehehe...jadi jelas kenapa kita sama-sama menyukai kura-kura... Piket...piket...XP
Neng, makasih semuanya ya... You did a lot of things, thank you...thank you... Jangan ketawa-ketiwi sendiri lagi ya, hehehe...=P

Terima kasih semuanya...
Terima kasih.

31 Juli 2009

Hadapi Saja

Pernahkah merasa begitu kosong padahal semestinya kau merasa penuh?
Pernahkah ingin memuntahkan segala kata-kata yang sudah sangat perlu untuk diucapkan tapi sekejap saja kau kehilangan semuanya, tak tersisa satu kata pun?
Pernahkah ingin berteriak, meneriakkan segala jengah yang ada, dan yang kau bisa hanya terdiam? Kau kehilangan suara bahkan hanya untuk mengucapkan satu kata saja?
Pernahkah merasa sesak, ketika udara begitu berlimpah di tempatmu berada?

Berulang kali suara-suara di kepalamu menyuruhmu lari, tapi yang kau bisa cuma diam tak bergerak
Berkali-kali ingin sembunyi tapi tak ada satupun tempat yang kau rasa tepat

Dan kau hanya diam tak bergerak, tetap dalam bisu yang semakin menyiksamu
Diam dan tak mengerti kemana harus membagi semuanya

Tenang, tenanglah...
Semua akan terlewat, dan kau akan lebih kuat
Hadapi saja...
Tersenyumlah.

31 Juli 2009

Selasa, 28 Juli 2009

Jendela Kelas Satu (Iwan Fals)

Duduk dipojok bangku deretan belakang
Didalam kelas penuh dengan obrolan
Slalu mengacau laju hayalan

Dari jendela kelas yang tak ada kacanya
Dari sana pula aku mulai mengenal
Seraut wajah berisi lamunan

Bibir merekah dan merah selalu basah
Langkahmu tenang kala engkau berjalan
Tinggi semampai gadis idaman

Kau datang membawa
Sebuah cerita
Darimu itu pasti lagu ini tercipta
Darimu itu pasti lagu ini tercipta

Dari jendela kelas yang tak ada kacanya
Tembus pandang kekantin bertalu rindu
Datang mengetuk pintu hatiku

Hmm, akhirnya aku sadar kenapa kau begitu menyukai lagu ini, Teman =) Senandung untuk Luna-mu ternyata =)

Will You Wait for Me? (Kavana)

I need to talk with you again
Why did you go away?
All our time together still feels like yesterday...

I never thought I'd see
A single day without you
The things we take for granted
We can sometimes lose...

And if I promise not to feel this pain
Will I see you again? Will I see you again?

Coz time will pass me by
Maybe I'll never learn to smile
But I know I'll make it through,
If you wait for me...

And all the tears I cry,
No matter how I try,
They'll never bring you home to me
Won't you wait for me in heaven?

Do you remember how it was?
When we never seemed to care,
The days went by so quickly,
Coz I thought you'd always be there...

And it's hard to let you go,
Though I know that I must try,
I feel like I've been cheated,
Coz we never said goodbye...

And if I promise not to feel this pain,
Will I see you again? Will I see you again?

Coz I miss you so, and I need to know...
Will you wait for me?

And time will pass me by,
Maybe I'll never learn to smile,
But I know I'll make it through
if you wait for me...

Just A Little Drama Queen?

Katakanlah ia hanya seorang anak manja. Orang-orang telah cukup sering memanggilnya demikian, meskipun hal itu belakangan membuatnya heran.

Entah sudah sejak kapan, ia berhenti merengek ketika menginginkan sesuatu. Ia menyimpan segalanya sendirian. Mengucapkannya hanya ketika tak ada seorangpun mendengar. Dan masih ia dengar orang-orang mengatakan,”Mengertilah, tak semua keinginan bisa selalu kau dapatkan!”

Ia telah mencoba mengerti dunia dengan segala kemungkinannya. Sering ia hanya terdiam ketika hal-hal yang ia pikirkan tak lagi masuk akal dan membingungkannya. Orang yang ia pikir tahu jawabannya, tak pernah menyediakan waktu untuknya bertanya.

Ia belajar menerima, segala hal yang Tuhan berikan untuknya. Mensyukuri segalanya. Entah sudah berapa kali, ketika ia berjuang mempertahankan apa yang ingin ia pertahankan, seseorang menegurnya, ”Mengalahlah, Nak!”
Diam, dan hanya diam. Mengalah dan mengalah. Dan masih saja orang-orang mengatakan, ”Jangan manja!”

Ini yang selalu ingin ia katakan pada dunia, ”Salahkah aku, sekali saja aku ingin ia menanyakan bagaimana kabarku, apa mauku? Sekali saja ingin kulihat ia membelaku dan berhenti memintaku mengalah. Apa aku berlebihan jika aku inginkan ia bangga pada apapun yang aku lakukan? Karna akupun juga cahaya matanya.”

27 Juli 2009

Pulang

…ke tempat yang kusebut rumah…

27 Juli 2009

Karang

Karang, semakin berlalu waktu, akankah tetap kokoh dihempas ombak?

11 Juli 2009

Sebuah Teguran

Hey, kau yang tengah merasa sendirian. Pernahkah Tuhan meninggalkanmu?

Tak perlu kau bandingkan dirimu dengan yang lain, cukuplah dengan apa yang Tuhan berikan buatmu.
Tuhan sangat paham apa yang kau butuhkan. Ia akan berikan semua jika sudah tepat waktunya. Kau hanya tinggal menunggu dan tak berhenti berusaha.

Tegar, tegarlah. Tuhan tak akan pernah meninggalkanmu sendirian.

11 Juli 2009

Sesak

Mendengar apa yang tak ingin didengar. Membaca apa yang tak ingin dibaca.

Menyesakkan. Menyesakkan.

Seperti itulah...ya, seperti itulah kira-kira rasanya.

Sejenak saja.
Biarkan nyaman itu menyentuh lagi.
Memeluk menggantikan dingin yang menggigilkan tubuh ini.

11 Juli 2009

Lagi

Cukup lama, tak kudengar serak suaramu. Di pagi buta, entah sudah berapa kali, saling kita tukar cerita. Tentang segalanya. Aku, kau dan dunia, serta mimpi-mimpi yang terlepas karna realita.

Lalu kau mulai sebutkan sebuah nama. Bidadari kecil yang mendekat padamu belakangan ini, yang mulai mencuri perhatianmu. Sesekali kau utarakan kekagumanmu untuknya, yang tak sejengkalpun mundur meski kau telah berulang kali coba mengusirnmya.

Sekali lagi, harus terlepas apa yang belum benar-benar teraih.

Lagi.

11 Juli 2009

Karena...

"Apa alasanmu menyayanginya?"


"Tak ada. Aku bukan orang yang menyayangi karena suatu alasan tertentu."


"Maksudmu?"


"Aku menyayanginya. Itu saja. Bukan karena sesuatu aku menyayanginya."


"Aku ga ngerti."


"Jika aku menyayanginya karena alasan tertentu, ketika alasan itu sudah tak lagi ada, aku akan berhenti menyayanginya. Aku tak mau itu."


"Hmm..."


"Jika aku menyayanginya karena dia cantik, ketika dia tak cantik lagi di mataku, aku akan berhenti menyayanginya. Jika aku menyayanginya karena dialah satu-satunya yang memahamiku, suatu saat ketika dia sedikit saja tak paham seperti apa aku, aku akan berhenti menyayanginya. Jika aku menyayanginya hanya karena dia yang bisa membahagiakanku, ketika suatu saat sedikit saja dia tak membuatku bahagia, aku tak akan lagi menyayanginya. Betapa akan sangat tak adil ini untuknya."


"Karena itu kau memilih bertahan?"


"Aku bertahan karna aku menyayanginya."


"Apa kau paham, tak cukup hanya sayang yang kalian butuhkan?"


"Ya."


24 Juni 2009

Masihkah Aku Kenal Kamu?

...Everybody’s changing and I don't feel the same*...

3 tahun, sangat cukup mengubahmu menjadi orang lain
Orang yang tak lagi kukenal, kukagumi

Apa yang kau kejar?
Surga pernah sangat dekat denganmu, dan kau meninggalkannya?

Apa yang kau cari?
Dunia?

Lapis demi lapis palsu itu kian sembunyikan warna indahmu

*Everybody’s Changing, Keane

Aku tuliskan ini, bukan untuk menghakimi. Hanya saja, aku sangat kehilangan kau yang dulu kukenal. Kau dengan kesederhanaan dan kerendahan hati yang mengagumkan. Bukan yang sekarang nampak mabuk dengan kilau dunia.
Mengapa kau memilih menjadi sama? Bukankah bedamu itu indah? Apa sekarang kau merasa nyaman dengan dirimu?

Teman, pernah mereka katakan kau berubah, dan aku tak percaya. Sebelum malam itu. Aku melihat sisi lainmu. Sebelum sore itu, dengan lantang kau muntahkan sumpah serapahmu.

”Fasting?”



”It’s Sunday, Phe!”

”???”



Aku tak lagi kenal kamu.

24 Juni 2009

Hai...

Ternyata melelahkan, berkejaran dengan bayang yang tak akan pernah teraih
Fatamorgana yang benar-benar mengecoh
Antara ada dan tiada

Apa kabarmu hari ini, apakah hidup berjalan sesuai rencana?

Entah sudah berapa lama kita tak saling bertukar kabar
Semoga kau tak lagi sinis pada dunia

9 Juni 2009

Senyum dalam Sebuah Potret

Hanya sebuah senyum, dan hangat hatiku menyaksikannya
Mata terang yang masih saja sangat mempesona

Aku tak pernah tahu, sejak kapan kau berikan lagi repihan tawaku

Di tepian malam, kita bagi tawa dan getir mimpi
Merenungkan apa yang terlewati, menertawakan dunia yang makin kejam
Entah sampai kapan

Sesering kuucapkan selamat tinggal, sesering itu pula aku ucapkan selamat datang

11 Mei 2009

Selasa, 16 Juni 2009

The Shadow

Bunda, pagi ini kulihat ia ada di persimpangan jalan, sendirian
Sepertinya ia menunggu seseorang
Mungkin orang yang ia tunggu akan bisa membantunya menentukan jalan mana yang akan ia pilih

Saat matahari tepat di atas kepala, ia masih di sana
Tak lagi setenang pagi ini, tapi masih di sana

Senja yang indah tak mampu sembunyikan gusar hatinya, Bunda
Barangkali ia tak lagi yakin orang yang ditunggunya akan datang

Lalu bagaimana ia menentukan jalan yang akan ia lalui?

Malam berhujan dan dingin, ia makin gelisah
Tak sedikitpun ia beranjak dari tempatnya pagi ini
Menunggu dan menunggu tanpa pasti

Hujan melebat, dingin makin terasa
Ia masih sendiri di sana

Saat sejenak pandang ini berpaling, Bunda, ia tak lagi ada...

Atau sejak pagi tadi ia memang tak pernah ada?

9 Juni 2009

Rumah Untukku

“Bolehkah aku temani berteduh?”

Sejenak kau menatapku
Dengan seulas senyum di bibir kau katakan, “Tentu saja.”

Tak berapa lama kau saksikan air mataku luruh bersama derasnya hujan

“Hari yang melelahkan tampaknya”, katamu

“Maaf.”

“Untuk apa?”, tanyamu

“Harus kau saksikan tangisku.”

Kau hanya tersenyum tanpa melepaskan tatapanmu padaku
Tak butuh waktu lama untuk melihat ketulusan yang menyamankan di sana

”Aku telah menjadi karang untuk seseorang. Berusaha berikan kenyamanan agar ia tak sempat berpikir untuk pergi. Aku selalu terima keadaannya, menerima tangis-tawanya, kuat-lemahnya. Bahkan aku rela menjadi tameng bagi rapuh hatinya. Kupikir ia paham itu.”

Tak ada suara selain derasnya hujan malam itu
Kau biarkan aku larut dalam kepedihanku, tanpa sejengkalpun kau menjauh

Saat habis tangisku dan reda hujan di malam itu
Kau ulurkan tanganmu,
”Bolehkah aku jadi rumahmu?”

Lekat kutatap indah matamu
Masih, kulihat ketulusan yang menyamankan
Aku merasa pulang

”Mungkin”, kataku pada akhirnya

”Bagiku itu berarti iya.”

Kau lihat senyum di bibirku

”Tak perlu lagi kau meminta ijin untuk berteduh, Perempuanku.”

5 Juni 2009

Taman Kota

Sore itu, kau datang dengan tergesa
Senyum lekat di bibirmu, ada bahagia di bening matamu
Akhirnya, hadirku mampu hangatkan beku hatimu, pikirku

Kau katakan, "Dia telah datang"

Ada sesuatu yang perlahan meremas jantungku,
menyesakkan nafasku
Dan masih kau lihat manis senyumku, bahkan di mataku

Di senja hari berikutnya, kutunggu kau di bawah lampu kedua di taman kota
T'lah aku katakan, ada yang ingin aku sampaikan
Kau tak datang.

Kini, puluhan purnama t'lah terlewati
Aku ada di tempat dulu aku menunggumu
Kubaca ulang barisan kata dalam secarik kertas yang sedari tadi kugenggam
"Aku akan segera datang, Perempuanku"

Dari ujung jalan, kulihat kau gontai berjalan
Kau tampak terkejut saat pandang kita bertubrukkan
Kau cepatkan langkahmu ke arahku

T'lah setengah jalan, aku gumamkan kata yang hentikan langkahmu
"Sudah kutemukan rumahku"

Dari tempatmu berdiri diam, kau saksikan aku yang melangkah pergi dari tempat dulu aku menunggumu, menuju rumahku
Rumah nyaman yang selalu ada hanya untukku sejak kau putuskan untuk tak datang

5 Juni 2009

Jumat, 05 Juni 2009

Tak Sepadan (Chairil Anwar)

Aku kira:
Beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan berbahagia
Sedang aku mengembara serupa Ahasveros.

Dikutuk-sumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
Tak satu juga pintu terbuka.

Jadi baik juga kita padami
Unggunan api ini
Karena kau tidak ’kan apa-apa

Aku terpanggang tinggal rangka.

1943

Dari Tempatmu Terbaring Kaku

Tak kusangka, langit terlihat seluas itu dari tempatmu terbaring kaku
Sunyi yang mendamaikan, semoga juga mendamaikan tidur panjangmu

T'lah lama aku menunggumu menghiasi lagi mimpi-mimpiku
Kau tak datang

Dua tahun sudah
Dan aku masih saja tak terbiasa

Aku kangen kamu, selalu.

4 Juni 2009

The Tocsin (Fools Garden)

You saw her standing at the gateway
with her hands in the clouds
But the higher she is moving
the more it gets you down
And she's waiting in the afterglow
With her eyes somewhere else
It's like she says:
"Don't let it worry you"

Was it just a warning
Someday you might awake, and
Maybe all inside of you
is not enough for what you take
Was it just a warning
Someday you might awake
And maybe all inside of you,
maybe you'll fail

Somewhere out where you are standing still
and shovel dust in the wind
Someone told you'd
better wait until the rain will begin
Maybe it's time for reflections
and the night endless long gives
you chance enough
to make believe it's going on

Was it just a warning
Someday you might awake
Maybe all inside of you
is not enough for what you take
Was it just a warning
Someday you might awake
And maybe all inside of you,
maybe you'll fail
Lagi seneng-senengnya dengerin lagu ini. Musiknya bikin miris. Liriknya juga dalem. Tiap denger lagu ini selalu aja ngerasa sedih. Hix... I do really love this song =)

Jumat, 29 Mei 2009

Take A Bow

Suatu saat mungkin ia akan menjadi bisu dan menyimpan segalanya sendiri
Bukan karna lelah, tapi kata yang ia ucapkan sudah tak lagi punya arti

Ia cuma ingin menjaga segalanya, mungkin juga hatinya
Ia tak pernah ingin merasa memiliki sesuatu yang sedari awal telah ditetapkan untuk hilang

Suatu saat sudut itu akan kosong
Seseorang telah memastikannya untuk demikian
Ia tahu pasti satu hal, ia akan sangat kehilangan
Tapi ia pastikan tak akan ada sesal

Kepada seseorang, pernah ia ingin tanyakan
"Kenapa menatap bulan ketika kau miliki banyak bintang, bahkan satu bintang telah pernah dan mungkin masih bersedia redup dan benderang hanya untukmu?"
Tapi bukankah itu berarti ia sangsikan segalanya?
Seolah-olah menyalahkan seseorang atas segalanya
Ia tak inginkan itu, tak pernah inginkan itu

Bukan sakit dan luka yang ingin ia berikan
Tapi mungkin ia tak juga bisa lukiskan tawa di mata itu
Saat ini yang ia bisa lakukan hanyalah menerima dan memberi dengan caranya
Selalu ada dan tetap di sana

Ia tak akan pernah menyesal
Suatu saat ketika sudut itu telah benar-benar kosong
Akan ia berikan senyum terindah, bersyukur seseorang telah pernah ada di sana

Muchas gracias.

29 Mei 2009

Cuma Pingin Tanya

Kamu, yang dengan pongahnya bilang "Aku tahu!", pernahkah sedetik saja berada di posisiku?
Tak usah kamu sampai paham, aku hanya pingin sedetik saja kamu tahu bagaimana rasanya jadi aku

Gampang banget memang untuk menilai kulit luar
Tanpa pernah mencoba untuk melihat lebih dekat

Lain kali, bicaralah pada dirimu sendiri
Kamu tak butuh orang lain untuk dengarkan kebenaran mutlakmu!

Aku, tak butuh dengar omong kosong itu!

Harusanya tak kamu bawa mereka dalam kata-katamu
Aku juga sudah cukup kenyang dengan pandang menyelidik yang mereka tujukan untukku

Ah! Aku sudah tak mau peduli
Aku sudah 'ga pingin dengar omong kosong itu lagi!

27 Mei 2009

It’s All About You

Masih selalu, semua tentang kamu, tanpa aku
Yang mereka selalu katakan, ”Apa dia baik-baik saja?”
Tak pernah ada aku
Segalanya membawaku ke sudut gelap ini, sendiri

14 Mei 2009

Belum Ada Judul (Iwan Fals)

Pernah kita sama-sama susah
Terperangkap di dingin malam
Terjerumus dalam lubang jalanan
Digilas kaki sang waktu yang sombong
Terjerat mimpi yang indah, lelah

Pernah kita sama-sama rasakan
Panasnya mentari hanguskan hati
Sampai saat kita nyaris tak percaya
Bahwa roda nasib memang berputar
Sahabat masih ingatkah, kau

Sementara hari terus berganti
Engkau pergi dengan dendam membara di hati

Cukup lama aku jalan sendiri
Tanpa teman yang sanggup mengerti
Hingga saat kita jumpa hari ini
Tajamnya matamu tikam jiwaku
Kau tampar bangkitkan aku, sobat

Antara Aku, Kau dan Bekas Pacarmu (Iwan Fals)

Tabir gelap yang dulu hinggap, lambat laun mulai terungkap
Labil tawamu, tak pasti tangismu
Jelas membuat aku sangat ingin mencari

Apa yang tersembunyi di balik manis senyummu
Apa yang tersembunyi di balik bening dua matamu

Dapat kutemui mengapa engkau tak pasti
Lalu aku coba untuk mengerti
Saat engkau tiba di simpang jalan
Kau bimbang tentukan arah tujuan

Jalan gelap yang kau pilih, penuh lubang dan mendaki

Rabu, 06 Mei 2009

Capek

"Apa Phe nggak capek?"

"...Phe juga manusia Mas..."

Cry (James Blunt)

I have seen peace. I have seen pain,
Resting on the shoulders of your name.
Do you see the truth through all their lies?
Do you see the world through troubled eyes?
And if you want to talk about it anymore,
Lie here on the floor and cry... on my shoulder,
I'm a friend.

I have seen birth. I have seen death.
Lived to see a lover's final breath.
Do you see my guilt? Should I feel fright?
Is the fire of hesitation burning bright?
And if you want to talk about it once again,
On you I depend. I'll cry... on your shoulder.
You're a friend.

You and I have been through many things.
I'll hold on to your heart.
I wouldn't cry for anything,
But don't go tearing your life apart.

I have seen fear. I have seen faith.
Seen the look of anger on your face.
And if you want to talk about what will be,
Come and sit with me, and cry... on my shoulder,
I'm a friend.
(cry...)
And if you want to talk about it anymore,
Lie here on the floor and cry... on my shoulder,
Once again.

Cry... on my shoulder
I'm a friend

I'll Stand by You (The Pretenders)

Oh, why you look so sad?
Tears are in your eyes
Come on and come to me now
Don't be ashamed to cry
Let me see you through
'Cause I've seen the dark side too
When the night falls on you
and you don't know what to do
Nothing you confess could make me love you less.

I'll stand by you
I'll stand by you
Won't let nobody hurt you
I'll stand by you

So, if you're mad, get mad
Don't hold it all inside
Come on and talk to me now
Hey, what you got to hide?
I get angry too
Well, I'm a lot like you
When you're standing at the crossroads
and don't know which path to choose
Let me come along
'Cause even if you're wrong...

I'll stand by you
I'll stand by you
Won't let nobody hurt you
I'll stand by you
Take me in, into your darkest hour
and I'll never desert you
I'll stand by you

And when...
When the night falls on you, baby
You're feeling all alone
You won't be on your own

I'll stand by you...

Topeng Kertas

Ia cuma ingin lukiskan senyum termanis di topeng kertas itu
Topeng yang akan ia pakai untuk menghadapi dunia

Dunia yang tak akan pernah tahu remuk hatinya
Dunia yang tak pernah ingin dengar sedu sedannya

Selalu ia bersuka cita di bawah terik mentari
Menarikan tarian terindah dalam rintik hujan
Tanpa seorang pun sadar, tangisnya luruh bersama guyuran hujan

Pernah ia ulurkan tangan, meneriakkan sakit dalam hatinya
Tak ada tangan yang menyambut, tak ada telinga yang mendengar

Saat senyum termanis di topeng itu perlahan masam
Ia pintakan Tuhan hadiahkan sayap untuknya terbang

6 Mei 2009

Tanpamu

Pada akhirnya memang akulah yang egois.
Mengharap kau ada untuk berbagi tawa tangisku.
Padamu aku pernah tunjukkan rapuhku.
Ketika akhirnya kau tak lagi ada, aku cuma bisa percaya semua akan baik-baik saja.

Salahkah aku dengan segala benteng ini? Salahkah aku dengan bisu ini?

Cukup satu senyum saja. Dan aku akan ribuan kali lebih kuat.

Sebentar saja, aku ingin kita duduk bersama.
Katakanlah kau bahagia dan aku akan baik-baik saja.

Memang aku yang egois, memilihmu menjadi kembaran jiwaku dan merasa memilikimu.
Aku masih saja ingin dengan benar mengucapkan selamat tinggal.

Kau, aku tahu kau akan baik-baik saja.
Harusnya aku sudah merasa cukup dan rela.

6 Mei 2009

Untuk Siang

Lunamu t’lah berkawan Bintang, Siang
Mereka t’lah ada untuk satu sama lain
Berbagi beban dan harapan mengindahkan malam

5 Mei 2009

Sedikit yang Aku Tahu

Apa yang membuatku sulit mengalihkan pandang meski sinarmu membutakan?

Mungkin tanpa pernah aku sadar, sinar itu telah cukup lama hilang dari diriku, perlahan redup, nyaris padam
Hingga kau hadir hari itu, membawa segala warna dunia dalam sinar matamu

Kau ambil jalan yang berbeda, memandang dunia dengan caramu
Batas yang kau buat semakin menunjukkan siapa dirimu

Bolehkah aku tetap kagum padamu tanpa beban pengharapan yang pernah sangat  menyesakkan?
Bisakah aku tetap memandang sinar itu? Sinar yang perlahan hilang dari diriku...

6 Mei 2009

Minggu, 19 April 2009

Seberapa Pantas?

Seberapa pantaskah kau untuk ku tunggu
Cukup indahkah dirimu untuk selalu ku nantikan
Mampukah kau hadir dalam setiap mimpi burukku
Mampukah kita bertahan di saat kita jauh.


Seberapa hebat kau untuk ku banggakan
Cukup tangguhkah dirimu untuk selalu ku andalkan
Mampukah kau bertahan dengan hidupku yang malang
Sanggupkah kau meyakinkan di saat aku bimbang.

Sheila on 7



Mungkin aku masih terlalu hitam bagi putih duniamu, atau sebaliknya.

Sinarmu terlalu menyilaukan, hingga lelah aku memandang.

Adios, lelaki bermata terang ^_^

19 April 2009

Minggu, 12 April 2009

Too Early to Talk about It

"Jatuh cinta membuatmu bodoh, Phe!”

Whoho, it’s too early to fall in love, my friend, even to talk about it ^_^

7 April 2009


Stupid Mistake

Just stay away from me!

Somehow I know that you don't wanna stay.

Let me be numb, when all the hopes and dreams take away the air.

6 April 2009

Roller Coaster 2

Berada di rollercoaster membuatku merasa senang. Terkadang juga membuatku merasa takut, membuatku pusing dan ingin muntah. Dan ketika aku harus turun, aku merasa ingin naik lagi, lagi dan lagi ^_^

Addicted??? I hope not.

1 April 2009

Hallucination

In that silent dawn…

“Te amo, Feb.”

“Hah?? What?”



“Hhh?”

“What did you say?”



“Owh…uhh…nothing… I don’t know, I fell asleep.”

“Owh…”



Siiing…

29 March 2009

Minggu, 29 Maret 2009

Roller Coaster

It feels like in a rollercoaster. Up and down. Slow and fast. Spinning around.

It just pumping my adrenalin. And I'm loving it!

Hahaha, I'm trying not to use a heart feeling... I'm trying ^_^

Rabu, 18 Februari 2009