Menikmati nyaman yang perlahan hadir di dalam hati
Segala yang telah terlewati tak henti berkelebat dalam pikiran,
seperti adegan film yang diputar ulang
Tak ada lagi tangisan
Tiba-tiba kau telah duduk di sampingku dan bertanya, "Apa kabar?"
"Baik.", jawabku
Kau masih menatapku, ada ragu di matamu
"Hey, aku benar-benar dalam keadaan baik sekarang. Percayalah...", kataku
Lama kau memandangku, seakan mencari sedikit saja tanda yang akan menguatkan keraguanmu
Hingga akhirnya kau tersenyum, "Syukurlah. Sudah lama aku tak melihatmu sedamai ini. Semua terlewati rupanya."
"Aku sudah memberi diriku sendiri waktu.", kataku
Kau katakan, "Aku senang kau tak lagi mengingkari apa yang terjadi."
"Allah menyayangiku, sangat menyayangiku, hingga Ia selalu tak membiarkanku merasakan sakit dan sedih berkepanjangan. Sekali lagi, dan aku berharap ini bukan yang terakhir kalinya, Allah menyelamatkanku. Ada yang Allah ingin aku pelajari...ikhlas."
Kau ulurkan tanganmu, mengusap kepalaku
"Kau kuat, sangat kuat. Kau hadapi semua sendirian. Tapi kau harus ingat, tak apa membaginya dengan orang yang kau percaya. Tak memalukan jika kau membiarkan air matamu menetes. Kau manusia biasa. Terkadang luka dan sakit melemahkanmu. Beri dirimu waktu. Kau akan sembuh dan menjadi lebih kuat. Harus selalu kau ingat, Allah tak akan pernah meninggalkanmu.", katamu
Dalam senyuman tulus aku katakan, "Aku paham. Terima kasih untuk selalu ada bersamaku."
"Jangan pernah berhenti mencoba untuk melihat segalanya lebih dekat, ya. Kebenaran terkadang menyakitkan, tapi itulah yang kau butuhkan.", katamu
Lama kita terdiam menikmati suasana sore ini
"Sudah waktunya kulanjutkan langkahku.", kataku
Kulihat kau perlahan menghilang bersama senyummu yang mendamaikan
"Terima kasih."
29 Agustus 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar