Selasa, 16 Juni 2009

Taman Kota

Sore itu, kau datang dengan tergesa
Senyum lekat di bibirmu, ada bahagia di bening matamu
Akhirnya, hadirku mampu hangatkan beku hatimu, pikirku

Kau katakan, "Dia telah datang"

Ada sesuatu yang perlahan meremas jantungku,
menyesakkan nafasku
Dan masih kau lihat manis senyumku, bahkan di mataku

Di senja hari berikutnya, kutunggu kau di bawah lampu kedua di taman kota
T'lah aku katakan, ada yang ingin aku sampaikan
Kau tak datang.

Kini, puluhan purnama t'lah terlewati
Aku ada di tempat dulu aku menunggumu
Kubaca ulang barisan kata dalam secarik kertas yang sedari tadi kugenggam
"Aku akan segera datang, Perempuanku"

Dari ujung jalan, kulihat kau gontai berjalan
Kau tampak terkejut saat pandang kita bertubrukkan
Kau cepatkan langkahmu ke arahku

T'lah setengah jalan, aku gumamkan kata yang hentikan langkahmu
"Sudah kutemukan rumahku"

Dari tempatmu berdiri diam, kau saksikan aku yang melangkah pergi dari tempat dulu aku menunggumu, menuju rumahku
Rumah nyaman yang selalu ada hanya untukku sejak kau putuskan untuk tak datang

5 Juni 2009

2 komentar:

  1. Wktu itu q jg di taman kotamu
    Tapi aku tak mengenaLmu

    entah kenapa aku tertarik dengan cerita kaLa senja di taman kotamu..

    Saat itu aku mengerti,,
    tiada penantian yang tiada ujung
    Bumi yang kepanasan pun tau,, hari2nya akan berganti dengan Lembtnya sinar rembuLan,, dinginnya beLaian maLam,, dan indahnya tarian bintang

    Dan akhirnya aku pun tau,,
    menunggu pun ada waktu

    tapi yang sampai sekarang,,bahkan pernah ku tanyakan pada orang2....

    seberapa jauhkan batas menunggu itu??
    Sampai matiku??
    Titik nadirku??
    LungLai jiwaku??
    Ataukah menunggu itu tiada waktu??

    entahLah,, mungkin kau juga tak tahu...

    BalasHapus
  2. Yap, aku juga tak tahu pasti...apa batas menunggu itu...

    Menunggu...

    yang aku tahu pasti, setiap orang punya batas menunggu-nya masing-masing... Ya, itu pasti =)

    BalasHapus