Kuberikan segala terbaik yang aku bisa.
Karna aku sadar, ia lakukan hal yang sama.
Tak ada yang hilang yang harus dicari lagi.
Aku t'lah coba untuk selalu yakini itu.
Hingga ia memintaku menghadirkan tawa di mataku.
Aku tak benar-benar mengerti apa maksudnya.
Bukankah aku pun selalu tertawa mendengarkan segala gurauannya?
Ia minta waktu untuk bisa membuatku lepas tertawa.
Aku makin tak paham maksudnya.
Semua ini, pasti bukan karena apa yang aku coba sembunyikan selama ini, kan?
Tak mungkin ia merasakannya.
Tidak, ia tak boleh mengetahuinya.
Mungkin, aku tak akan pernah bisa memenuhi permintaannya, sebanyak apapun waktu yang aku berikan untuknya.
Kecuali jika seseorang bersedia mengembalikan tawa di mataku.
Dan itu berarti, hanya lukalah yang akan ia terima dariku.
Aku tak mau itu!
12 Agustus 2009
Inspired by a story of a friend
Tidak ada komentar:
Posting Komentar