Selasa, 16 Juni 2009

The Shadow

Bunda, pagi ini kulihat ia ada di persimpangan jalan, sendirian
Sepertinya ia menunggu seseorang
Mungkin orang yang ia tunggu akan bisa membantunya menentukan jalan mana yang akan ia pilih

Saat matahari tepat di atas kepala, ia masih di sana
Tak lagi setenang pagi ini, tapi masih di sana

Senja yang indah tak mampu sembunyikan gusar hatinya, Bunda
Barangkali ia tak lagi yakin orang yang ditunggunya akan datang

Lalu bagaimana ia menentukan jalan yang akan ia lalui?

Malam berhujan dan dingin, ia makin gelisah
Tak sedikitpun ia beranjak dari tempatnya pagi ini
Menunggu dan menunggu tanpa pasti

Hujan melebat, dingin makin terasa
Ia masih sendiri di sana

Saat sejenak pandang ini berpaling, Bunda, ia tak lagi ada...

Atau sejak pagi tadi ia memang tak pernah ada?

9 Juni 2009

Rumah Untukku

“Bolehkah aku temani berteduh?”

Sejenak kau menatapku
Dengan seulas senyum di bibir kau katakan, “Tentu saja.”

Tak berapa lama kau saksikan air mataku luruh bersama derasnya hujan

“Hari yang melelahkan tampaknya”, katamu

“Maaf.”

“Untuk apa?”, tanyamu

“Harus kau saksikan tangisku.”

Kau hanya tersenyum tanpa melepaskan tatapanmu padaku
Tak butuh waktu lama untuk melihat ketulusan yang menyamankan di sana

”Aku telah menjadi karang untuk seseorang. Berusaha berikan kenyamanan agar ia tak sempat berpikir untuk pergi. Aku selalu terima keadaannya, menerima tangis-tawanya, kuat-lemahnya. Bahkan aku rela menjadi tameng bagi rapuh hatinya. Kupikir ia paham itu.”

Tak ada suara selain derasnya hujan malam itu
Kau biarkan aku larut dalam kepedihanku, tanpa sejengkalpun kau menjauh

Saat habis tangisku dan reda hujan di malam itu
Kau ulurkan tanganmu,
”Bolehkah aku jadi rumahmu?”

Lekat kutatap indah matamu
Masih, kulihat ketulusan yang menyamankan
Aku merasa pulang

”Mungkin”, kataku pada akhirnya

”Bagiku itu berarti iya.”

Kau lihat senyum di bibirku

”Tak perlu lagi kau meminta ijin untuk berteduh, Perempuanku.”

5 Juni 2009

Taman Kota

Sore itu, kau datang dengan tergesa
Senyum lekat di bibirmu, ada bahagia di bening matamu
Akhirnya, hadirku mampu hangatkan beku hatimu, pikirku

Kau katakan, "Dia telah datang"

Ada sesuatu yang perlahan meremas jantungku,
menyesakkan nafasku
Dan masih kau lihat manis senyumku, bahkan di mataku

Di senja hari berikutnya, kutunggu kau di bawah lampu kedua di taman kota
T'lah aku katakan, ada yang ingin aku sampaikan
Kau tak datang.

Kini, puluhan purnama t'lah terlewati
Aku ada di tempat dulu aku menunggumu
Kubaca ulang barisan kata dalam secarik kertas yang sedari tadi kugenggam
"Aku akan segera datang, Perempuanku"

Dari ujung jalan, kulihat kau gontai berjalan
Kau tampak terkejut saat pandang kita bertubrukkan
Kau cepatkan langkahmu ke arahku

T'lah setengah jalan, aku gumamkan kata yang hentikan langkahmu
"Sudah kutemukan rumahku"

Dari tempatmu berdiri diam, kau saksikan aku yang melangkah pergi dari tempat dulu aku menunggumu, menuju rumahku
Rumah nyaman yang selalu ada hanya untukku sejak kau putuskan untuk tak datang

5 Juni 2009

Jumat, 05 Juni 2009

Tak Sepadan (Chairil Anwar)

Aku kira:
Beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan berbahagia
Sedang aku mengembara serupa Ahasveros.

Dikutuk-sumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
Tak satu juga pintu terbuka.

Jadi baik juga kita padami
Unggunan api ini
Karena kau tidak ’kan apa-apa

Aku terpanggang tinggal rangka.

1943

Dari Tempatmu Terbaring Kaku

Tak kusangka, langit terlihat seluas itu dari tempatmu terbaring kaku
Sunyi yang mendamaikan, semoga juga mendamaikan tidur panjangmu

T'lah lama aku menunggumu menghiasi lagi mimpi-mimpiku
Kau tak datang

Dua tahun sudah
Dan aku masih saja tak terbiasa

Aku kangen kamu, selalu.

4 Juni 2009

The Tocsin (Fools Garden)

You saw her standing at the gateway
with her hands in the clouds
But the higher she is moving
the more it gets you down
And she's waiting in the afterglow
With her eyes somewhere else
It's like she says:
"Don't let it worry you"

Was it just a warning
Someday you might awake, and
Maybe all inside of you
is not enough for what you take
Was it just a warning
Someday you might awake
And maybe all inside of you,
maybe you'll fail

Somewhere out where you are standing still
and shovel dust in the wind
Someone told you'd
better wait until the rain will begin
Maybe it's time for reflections
and the night endless long gives
you chance enough
to make believe it's going on

Was it just a warning
Someday you might awake
Maybe all inside of you
is not enough for what you take
Was it just a warning
Someday you might awake
And maybe all inside of you,
maybe you'll fail
Lagi seneng-senengnya dengerin lagu ini. Musiknya bikin miris. Liriknya juga dalem. Tiap denger lagu ini selalu aja ngerasa sedih. Hix... I do really love this song =)