Senin, 25 Juni 2012

Sanity


 
Baru terbaca apa yang kau tuliskan di sana.
Sudah baik-baik saja, bukan? =)

Hey, kau yang mengajariku untuk bisa lebih bersuara.
Cobalah untuk kembali lantang mengutarakan apa yang kau pikir dan rasakan.
Bukan untukku, atau mereka. Tapi untukmu sendiri.
Penuh kan pikirmu itu? Sesak kan dadamu?

Orang lain, sesayang apapun mereka pada kita.
Suatu saat pasti akan menyakiti kita.
Itu pasti.
Karna kita pun, akan pasti menyakiti mereka.
Itu konsekuensi yang belakangan aku pelajari.

Dari rasa sakit kita belajar. Dari kecewa kita mencoba memahami.
Apa yang kita mau. Apa yang kita butuh. Sejalan kah dengan milik mereka.

Kau itu kuat. Jangan pernah lupakan itu.
Ini bukan pengharapan. Bukan permintaan.
Karna kau, memang kuat.
Jadi tegarlah. Tetap menarilah dalam badai. Tersenyumlah meski dunia ingin melihatmu menangis.

Akan selalu ada waktu untukmu.
Selalu ada ruang untuk kita.
Karna sejauh apapun, kita tetaplah si pembaca tanda.

Katakan saja, kapan akan kita perbincangkan lagi semuanya.
Pada akhirnya, obrolan gila itu yang menjaga pikiran waras kita.

Minggu, 24 Juni 2012

Karena...


"Nggak tahu kenapa, aku percaya banget sama kamu."

"Makasih, ya."

"Jangan kalah ya sama sakitnya."

"Iya... =,)"

***

"Memangnya karena apa mas mau repot-repot tiap malam ke sini kalo nggak karena sayang?"



So, dear mind, stop making your unnecessary drama!
Have the courage to let he loves you, for the way you are.

Senin, 18 Juni 2012

Nanti

Nanti, ketika malam telah jauh menua dan tak ada lagi bising suara
Kau boleh melakukannya
Atau, jika kau sudah benar-benar tak bisa menahannya
Berlarilah ke kamar mandi, jika ada yang bertanya, jawab saja udara terlalu panas untukmu sehingga kau perlu mandi
Di sana, kau akan aman
Derasnya air keran akan menyamarkan isakanmu

Karena menyesakkan bukan, menahan air mata itu agar tak jatuh?
Menyakitkan bukan, ketika ternyata kau tak cukup punya nyali untuk mengatakan rasamu sendiri

III

"Don't hide!"

"I don't."

"Hmm, I forget. You hate 'hide and seek', right?"

"Yep."

"Ok. Then, don't run!"

"..."

12012011

II

Kenapa denganmu segalanya tak bisa jadi sederhana?
Kenapa aku harus terpikir untuk melepasmu saat aku benar-benar ingin menahanmu di sini?

---

Katakan saja apa yang benar-benar kau inginkan
Akan aku lakukan

---

Tinggallah, meski akhirnya kita akan saling menyakiti
Kamu mau kuminta begitu?

---

Ya, jika itu maumu
Aku akan tinggal
Aku akan kuat selama kita sama-sama

---

Bagiku, sayang itu membebaskan
Memberi ruang untukmu merasa benar-benar bahagia
Meski tanpa aku

---

Aku menyayangimu
Maka aku paling bahagia di sampingmu
Kenapa tak kau paham itu?
Sakit pun tak apa, asal kau milikku
Asal kau ada, itu cukup buatku

03012011

Minggu, 17 Juni 2012

I

Jika kubilang aku bisa sakiti kamu kalau kamu tetap di sini
Lalu kamu tetap memaksa tinggal dan akhirnya benar-benar tersakiti
Apakah itu jadi salahku?
Apakah itu berarti aku tak cukup kuat berusaha mengusirmu pergi?

---

Bukankah kau selalu seperti itu?
Mengatakan apa yang sebenarnya tak kau inginkan
Begitu sulitkah memintaku tinggal?
Aku jadi ingin tahu, siapa yang sebenarnya kau lindungi dari rasa sakit yang selalu kau bicarakan itu
Aku, atau dirimu sendiri?

03012011