Minggu, 30 September 2012

Berjalan Bersama

Mereka bilang, setiap pasangan harus selalu berjalan bersama beriringan.
Tapi berulang kali kau berjalan lebih dulu. Tak jarang juga membiarkanku berada di depan. Bahkan menentukan arah.
Setiap kali itu terjadi, aku benar-benar heran, apa yang sebenarnya sedang kau lakukan?

Sampai akhirnya aku mengerti. Kau berjalan lebih dulu hanya ketika aku merasa bimbang dan ragu. Kau biarkan aku menuntunmu, setiap kali kau rasa itu perlu. Agar aku belajar mengerti apa yang aku mau, bertanggung jawab atas segala pilihan arahku.


Jadi, atas dasar apa aku meragukanmu? Sedangkan selama ini, tak sekalipun kau lepaskan tanganku. Bahkan kau membiarkanku selalu menggenggam tanganmu.

Kamis, 27 September 2012

After The Show

Karna kali ini berbeda
Bukan aku yang memulainya
Adakah kau akhirnya sadar tak lagi ada yang menyaksikan pertunjukanmu?

Hey, sudah sangat lama aku meninggalkan bangku penonton itu

 ***

"He sent a text."
"Who?"
"That man. The boyfriend of that girl."
"Ooh..."
"He said sorry."

"For?"
"Maybe it's just because I didn't text him in Idul Fitri. Well, I don't know. I don't really care."

"Okey..."
"He asked me to forgive him. And also said that he remembered me while he listened to a song. A song that I gave for him, he said."

"What did he mean?"
"I don't know. I also don't remember the song that he mentioned."

"Hmm..."
"I feel that something's happened. But I won't ask him. And I have a strong feeling that he'll text me again."

"Let's see."

***

And yes dear, he texted me again. Like he used to. And somehow I know that he misses me and the old us.

***

"I need to see you again
On the dark side my friend
On the dark side ..."
~ Far, Far Away -Wilco

Sabtu, 15 September 2012

26.08.12

Selamat ulang tahun, Lelakiku =)



Kubantu mengamini semua doamu =,)



N.B.: maaf, nyaris kurusak harimu.

Lari

Apa yang saya pelajari, dari hubungan saya yang dulu, adalah putar balik dan lari. Lari sejauh-jauhnya dan merasa semua baik-baik saja.
Itu yang akhirnya otomatis saya lakukan, tiap kali saya bertemu penghalang.


Jadi saya heran, tiap kali dia katakan, "It's okay. Kita akan temukan jalan keluar. We'll be fine."
Karna saya, yang terbiasa berusaha membuka komunikasi antara kami, sebenarnya telah bersiap lari tepat ketika sebuah masalah menunjukkan wujudnya.

Entah di perdebatan ke berapa, saya tak lagi mengambil ancang-ancang untuk lari.
Saya memilih tinggal, untuk mendengarkan, juga mengutarakan. Memperdebatkan apa yang menurut kami benar. Bersungguh-sungguh mencari penyelesaian yang melegakan masing-masing kami.

Karna akhirnya saya mengerti. Sebuah hubungan dimulai bukan untuk diakhiri.
Bagaimana kami bertahan dan menumbuhkan toleransi tanpa akhir adalah yang seharusnya kami perjuangkan dan maknai.