Rabu, 23 September 2009

Venir. Se acercó. Ir.

Venir. Se acercó. Ir.

Venir. Se acercó. Ir.

Sí, es usted.

Sólo necesito ser más acostumbrados.

23 September 2009

Anger

Holding on to anger is like grasping a hot coal with the intent of throwing it at someone else, you are the one who gets burned.

Buddha

Bola Kaca

Perempuan itu masih menjaganya
Bola kaca yang seseorang titipkan padanya
Ia memegangnya erat, berharap tak pernah merusaknya
Ia tetap menggenggamnya,
meski panas bola kaca itu melepuhkan tangannya,
meski dingin bola kaca itu membekukan tangannya
Ia tak pernah melepaskannya

Telah cukup lama lelaki itu pergi,
tanpa pernah menanyakan apa yang telah ia titipkan
Meninggalkan perempuan itu dalam tanya tak terjawab

Bola kaca itu tiba-tiba pecah,
bukan karena perempuan itu menggenggamnya terlalu erat,
bukan karena lelaki itu terlalu lama menitipkannya
Bola kaca itu pecah, karena panas dan dinginnya yang silih berganti

Lelaki itu akhirnya datang
Saat belum habis darah menetes dari tangan perempuan yang telah ia tinggalkan
"Kau tak menjaganya!", teriaknya lantang

Bukan luka karena serpihan bola kaca yang membuatnya merintih perih
Kata-kata lelaki itu yang mendesirkan luka di dadanya
Membuatnya melangkah pergi dari tempatnya selama ini berdiri
"Kau tak mengerti.", gumamnya lirih

19 September 2009

Entah (Iwan Fals)

Entah mengapa aku tak berdaya
Waktu kau bisikkan, "Jangan aku kau tinggalkan."
Tak tahu di mana, ada getar terasa
Waktu kau katakan, "Ku butuh dekat denganmu."

Seperti biasa aku diam tak bicara
Hanya mampu pandangi bibir tipismu yang menari
Seperti biasa aku tak sanggup berjanji
Hanya mampu katakan, aku cinta kau saat ini
Entah esok hari, entah lusa nanti
Entah

Sungguh mati perempuanku
Aku tak mampu beri sayang yang cantik
Seperti kisah cinta di dalam komik
Sungguh mati perempuanku
Buang saja angan-angan itu, lalu cepat peluk aku
Lanjutkan saja langkah kita
Rasalah, rasalah, apa yang terasa

Sabtu, 12 September 2009

The Puzzles

"Apa aku akan bisa melihat senyum yang benar-benar berasal dari hatimu?"

"Entahlah. Toh jika aku tak katakan padamu tentang topeng kertasku, kau dan seluruh dunia tak akan pernah tahu, kan?"



"Mungkin... Apa kau benar-benar akan menyimpannya sendirian?"

"Yap. Hingga aku tak bisa lagi temukan cara menghadapinya sendirian."



"Menangislah jika kau ingin menangis."

"Apa itu menyembuhkan?"



"Setidaknya sedikit melegakan."

"Hmm... Sudahlah, aku sudah menangis dengan caraku."


***


"Sesuatu telah sangat menyakitiku."



"Apa kau akan membiarkan dirimu terus merasakan sakit itu?"

"Tidak. Tapi bagaimana cara menghilangkannya?"



"Bersyukurlah."

"Apa kau tahu, tak mudah melakukannya ketika kita sedang benar-benar patah?"



"Cobalah."

***



"Menyakitkan. Rasa sakit ini sudah sangat menyesakkan. Pernahkah kau merasakannya?"

"Ya."



"Padahal mungkin ini hanya karena aku kecewa terhadap kenyataan yang tak seperti harapanku."

"Hmm... Tapi sakit, tetaplah sakit, bukan?"



"Begitulah."

"Rasa sakit telah berulang kali menamparku. Mungkin kau tak pernah tahu, karena aku tak berteriak. Aku menghadapinya dalam diam. Terkadang aku menangis dalam hujan. Hanya untuk mengurangi sesak yang sudah tak bisa lagi terbendung. Pernah, rasa sakit dengan keras menamparku. Aku berharap bisa meneriakkannya untuk sedikit membuang penat yang terasa. Tak pernah ada suara yang keluar. Saat itu, aku benar-beanr berharap bisa menangis. Tapi tak ada setetes pun air mata yang keluar."



"Itu yang aku rasakan sekarang."

"Aku pernah berada di sana, di tempat sekarang kau berada. Keadaannya memang tak persis sama. Tapi tak lihatkah kau bahwa sekarang aku baik-baik saja?"



"Kebanyakan orang, terlena dan menyerah dalam sakit itu. Tapi pada dasarnya, setiap orang ingin merasakan kebahagiaan."

***



"Bersyukurlah. Wong urip ki sawang-sinawang. Jangan biarkan hal-hal yang menyakitkan itu mengontrol pikiranmu. Hidup terlalu indah untuk dihabiskan demi hal-hal macam itu."

"Terima kasih telah mengajariku hal ini."


***


"Kenapa Allah tak pernah memberikan apa yang aku minta?"


"Percayalah, Allah tahu yang terbaik buat kita. Kadang, kita bertanya-tanya kenapa semua yang kita inginkan tak pernah kita dapatkan tanpa pernah berpikir kalau mungkin semua itu bukanlah yang benar-benar kita butuhkan."


***



"Sakit tetaplah sakit, bukan?"

"Yap. Tapi entahlah, rasanya aku mulai mati rasa terhadap rasa-rasa sakit itu. Entah karena sudah terlalu sakit, atau karena aku tak lagi mau peduli terhadap rasa sakit itu. Banyak hal lain yang harus aku pikirkan selain rasa sakit itu."



"Seseorang pernah mengatakan hal itu padaku. Menurutku, orang-orang seperti kalian adalah orang-orang yang berjiwa besar. Karena sakit yang dibebankan pada kalian hanyalah hal kecil, tak berarti apa-apa. Karena kalian selalu bisa bersyukur, tanpa harus disibukkan dengan pikiran untuk membalas rasa sakit itu."

"Bersyukur, mungkin itulah kuncinya. Sebagai manusia, sangat wajar kita pernah mengalami sakit yang benar-benar menyesakkan. Ada saat-saat dimana kita down karena itu. Jangan menghindarinya, hadapi saja. Kita butuh memberi diri kita waktu untuk menikmati rasa sakit itu. Hanya saja, jangan pernah lupa untuk melangkah lagi."




*Untuk mereka, yang telah ada untuk sama-sama belajar tentang banyak hal. Aku percaya, setiap orang yang telah menyentuh hidupku membawa bagian yang akan melengkapiku. Muchas gracias.

10 September 2009

Selasa, 08 September 2009

Akan Aku Pilih Bentuk dan Warna

Jika aku bisa meminta, bakat Bapak yang mana yang bisa aku punya,
aku akan katakan dengan yakin, "Menggambar!"
Akan aku bagi semua lewat bentuk dan warna, bukan lagi kata-kata
Kubuat semuanya sesuai dengan apa yang ingin aku ungkapkan
Tak peduli akan banyak orang melihatnya

Jika bisa, aku akan meminta Tuhan memberiku kemampuan menggambar Bapak
Agar aku bisa bermain bentuk dan warna, mengekspresikan semua yang aku rasa
Tanpa takut ada yang terluka hanya karena sebuah karya jujur yang aku buat

Tapi Tuhan memberiku kesempatan untuk bermain kata
Membuatku selalu berpikir kata-kata mana yang seharusnya kupakai,
agar aku tetap bisa mengungkapkan apa yang aku pikir dan rasa,
tanpa membuat orang lain terluka

Karena kata-kata, tak jarang memberikan bekas yang tak mudah hilang
Menyayat dan membuat perih

Jangan heran, jika aku memilih sunyi
Memilih tak terbaca
Karna aku masih menimbang segalanya,
tak pernah ingin membuat luka karena apa yang aku cipta

Andaikan Tuhan memberiku pilihan, menggambar atau menulis,
pasti akan aku pilih menggambar
Tapi Tuhan telah memilihkannya untukku
Hanya kata-kata yang aku punya, bukan bentuk dan warna
Maaf jika masih saja ada yang terluka
Aku cuma butuh membagi semuanya, karna tak jarang, tak ada telinga yang ada untuk mendengarkannya

8 September 2009

It Touched My Limit

Satu tamparan tak harus dibalas dengan tamparan bukan?
Luka tak mesti dibalas luka

Percayalah, sudah kucoba menghadapi segalanya sendiri
Dan sudah sangat aku pahami,
sabar semestinya memang tak berbatas

Tapi aku tetaplah manusia yang punya batas.

8 September 2009

Kura-kura

"Kau terlalu dingin!"

"Benarkah?"



"Ya."

"Kau tak cukup mengenalku ternyata."



"..."

"Apa kau tahu kenapa kura-kura memiliki cangkang sekeras itu?"



"..."

"Itu caranya untuk melindungi lunak tubuhnya."



"Apa maksudmu?"

"Aku sangat menyukai kura-kura."



"Rasanya aku mulai tahu maksudmu."

"Baguslah. Lain kali, bertanyalah jika kau ingin mendapatkan jawaban. Percayalah, bukan hanya aku yang tak nyaman dengan penghakiman macam tadi."


8 September 2009

Hanya Ini yang Kita Punya

Tak akan ada cinta buat kita
Sudah sejak beberapa saat aku mengenalmu, aku sadari hal itu
Sudah sedari dulu aku menghapus harapanku

Namun tak berarti kekaguman ini kandas tanpa sisa
Kau, dan segala perbedaan antara kita adalah tarikkan kuat yang tak bisa kuhindari

Lelaki bermata terang, sudah sangat cukup apa yang kita punya sekarang
Tak akan ada cinta buat kita
Hanya ada kamu, perbedaan antara kita, dan aku

8 September 2009

Dariku

Bukankah udara yang terhirup ini adalah sesuatu yang sudah sangat pantas untuk disyukuri?

Untuk seorang teman, mungkin aku pun pernah ada di tempat kini kau berada.

7 September 2009