Kamis, 26 Agustus 2010

Kenangan Hujan

Jika mereka tanyakan tarian hujan mana yang akan kukenang
Katakan saja, tarian hujan kita

Hujan, saat masih kupikir langit berlubang seperti saringan
Dan matahari yang menemani sebelum muncul pelangi

Hujan, saat hanya ada sinar lampu teplok
Dan kita bercanda dengan bayang-bayang tangan

Hujan, saat kayuhan sepeda kita semakin kencang
Teriakkan-teriakkan kekanakkan yang riang

Hujan, saat kita berputih biru
Dalam tatapan yang beberapa detik bertubrukkan
Kala kucoba genggam rintiknya
Lalu sebentar kau tunduk dan abaikanku

Hujan, saat kau ada di antara perempuan-perempuan itu
Dan aku kelu

Hujan, saat kau dan aku duduk di bangku depan kelas
Merangkai janji yang seiring waktu teringkari

Hujan, saat umurku berkurang tahun demi tahun

Hujan, saat kutahan dingin dan kau ceritakan kisahmu
Hati yang sakit dan menyakiti
Perempuan yang kau bikin menangis dan kau tangisi

Hujan, saat bulan di antara rintikkannya
Dalam angin malam yang sesekali berhembus kencang
Dan aku tahu caramu menjaring rasa gadis-gadis itu

Hujan, saat sepiku datang dan kuingin kau rasakan
Kau jadi hapal dan memanggilku si gadis hujan

Hujan, saat obrolan malam kita masih begitu menyenangkan
Tak ada teriakkan
Hanya aku yang mendengarkan dan takjub atas dunia penuh cahaya yang kau ceritakan
Dan kau menggilir cerita tentang seorang perempuan ke perempuan lain yang menarik perhatian

Hujan, saat kumenari antara satu persatu kenangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar