Sabtu, 13 Maret 2010

Butuh Kamu Lagi

"Ada apa lagi?"

"Aku butuh kamu."



"Apa yang terjadi?"

"Banyak hal."



"Ceritakan saja, aku di sini."

"..."



"Apa menyimpannya membuatmu merasa lebih baik selama ini?"

"Tidak. Ini menyiksa."



"Aku di sini. Kau bisa mulai ceritamu."

"..."



"Hey, aku tak bisa membaca pikiran dan hatimu! Bicaralah."

"Aku merindukannya."



"Kenapa tak kau katakan padanya?"

"Aku tak bisa. Aku tak ingin membuatnya merasakan apa yang aku rasa."



"Aku tak paham maksudmu."

"Pernahkah kau merindukan seseorang, sangat merindukannya, tapi ketika dia katakan dia juga merindukanmu, bukan rasa senang atau lega yang kau rasakan melainkan perasaan semakin tersiksa?"



"Bagaimana bisa seperti itu?"

"Entahlah. Aku pikir, semuanya bisa sederhana. Aku merindukannya, dia merindukanku, maka kami bahagia. Tapi ternyata tidak seperti itu."



"Kau tak bisa membuatnya jadi sederhana?"

"Aku mau, tapi tak mampu."



"Kenapa?"

"Bukan hanya ada aku dan dia. Ada hati lain yang harus dijaga."



"Kau merindukan orang yang sudah tak sendiri lagi?"

"Begini, walaupun dia sendiri, aku merasa harus tetap menjaga hati lain itu."



"Tak bisakah hanya kau pikirkan dirimu sendiri?"

"Tidak. Aku tak bisa seperti itu."



"Kau tak hanya merindukannya bukan?"

"..."



"Kau juga menyayanginya. Tapi sama seperti yang kau rasakan mengenai rindu itu, kau tak ingin dia balas menyayangimu karena itu hanya akan membuatmu merasa tak tenang. Kau merasa bersalah dengan perasaanmu karena kau tahu hal itu akan menyakiti hati lain yang kau pikir harus kau jaga itu."

"Iya."



"Bodoh!"

"Aku tahu."



"Dan sekarang kau tak tahu harus melakukan apa?"

"Iya."



"Untuk apa menyakiti diri sendiri untuk orang yang tak akan pernah tahu kau rela tersakiti untuknya? Untuk mereka?"

"Entahlah. Aku tak pernah ingin menjadi beban untuk mereka. Tak pernah."



"..."

"Buntu bukan? Itulah kenapa selama ini aku memilih diam. Sudah kucoba merelakan semua, tapi sesekali perasaan itu terlalu kuat untuk diabaikan."



"Bersabarlah."

"Iya, aku akan terus bersabar."



"Sayang dan rindu yang sederhana, semoga cepat kau temukan itu."

"Aku juga berharap begitu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar