Minggu, 16 Mei 2010

Perempuan Horus dan Aku

"Aku ada cerita. Mau dengar?"



"Tentu saja."

"Aku dan temanku sama-sama butuh payung."



"Payung?"

"Ya, payung. Dengarkanlah dulu..."



"Oke."

"Kami benar-benar membutuhkannya. Ketika seseorang membawa payung dan menawariku untuk berpayung bersama, salahkan jika aku menerima ajakannya? Meskipun aku tahu temanku juga membutuhkan payung itu?"



"Tidak, tidak salah."

"Meskipun ternyata orang yang membawa payung itu adalah orang yang spesial bagi temanku?"



"Sekali-sekali egois kan tak ada salahnya."

"Hmm, aku paham. Aku juga berpikir seperti itu."



"Lalu apa masalahnya?"

"Mmm...aku ada di posisi si teman. Tapi aku mungkin akan melakukan hal yang sama jika saja ada di posisi si aku."



"..."

"Kenapa diam?"



"Akan selalu ada payung spesial buatmu dariku."

"Aku tahu. Terima kasih."



"Tunggu, yang kau butuhkan payungnya kan?"

"Apa?"



"Tadi kau bilang, si aku dan si teman sama-sama butuh payung, bukan?"

"Ya."



"Rebut saja payung mereka!"

"...?"



"Kau butuh payungnya, bukan mereka. Rebut saja payung mereka, biarkan mereka kehujanan! Ayolah, sekali-sekali pikirkan dirimu sendiri saja."

"Akh, Perempuan Horusku, entah kenapa, kali ini aku tak bisa untuk tak setuju denganmu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar