Kamis, 06 Mei 2010

Aku dan Bapak

Entah sudah berapa kali kami tak sejalan

***


"Aku mau boneka seperti punya teman-teman."



"Pinjem bonekanya Mbak aja. Sabtu malam nanti kita ke toko buku, kamu boleh pilih buku yang kamu mau."

"Tapi aku pingin boneka, bukan buku."



"Kamu lebih butuh buku."

"Boleh minta lebih dari satu?"



"Lihat nanti."

***


"Aku mau yang warna merah, ya."



"Pilih yang warna biru atau hijau saja."

"Yang warna merah lebih bagus."



"Jangan yang warna merah. Warna biru atau hijau lebih bagus."

"..."



"Mbak yang warna biru, kamu yang hijau, ya."

***


"Bu Guru bilang aku boleh datang ke rumahnya untuk ikut berlatih tari."



"Tari? Kamu mau jadi penari?"

"Iya."



"Jangan jadi penari. Anak bapak nggak boleh ada yang jadi penari!"

"Kenapa?"



"Pokoknya nggak boleh. Kamu nggak usah latihan tari lagi!"

"..."



"Kapan-kapan ikut lomba gambar saja, seperti Mbakmu dulu."

***



"Itu kukunya kenapa diwarnai?"

"Kan lucu, warna-warni."



"Aneh-aneh saja. Cepat hapus! Mbakmu itu nggak pernah seperti kamu ini. Contoh Mbakmu itu! Jangan aneh-aneh lagi."

***


"Aku daftar PMDK, ya?"



"Mau jurusan apa?"

"Psikologi."



"Apa itu? Teknik elektro saja."

"Nggak ada."



"Andaikan kamu cowok, sudah aku masukkan ke sekolah penerbangan dulu."

"Aku ini cewek, Pak. Fisika dan matematika-ku jelek, aku nggak mau ke teknik."


***


"Sudah, diam saja kamu ini. Ngalah sama yang lebih tua nggak ada salahnya, kan?"


"Kalo sekali dua kali ngalah emang nggak salah. Tapi kalo setiap kali aku yang harus ngalah, aku capek! Kenapa Bapak nggak pernah marah ke Mbak? Kenapa cuma aku yang terus diminta mengalah?"


"..."


***



Selama ini, kami memang sering menapaki jalan yang tak sama
Tapi aku tahu, ia selalu inginkan yang terbaik untukku
Dan aku, masih dan akan selalu ingin membuatnya bangga padaku ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar