"Dia cantik, Kring"
"Siapa?"
"Cewek barunya itu."
"Mana?"
"Itu."
"Ah, kurus kering gitu! Ga cantik!"
"Kamu ga sakit mata, kan?"
"Halah, dia emang ga cantik!"
"Kamu tahu apa yang mereka bilang tentang dia? Dia mirip artis!"
"What???"
"Biasa aja ah, reaksimu itu! Hahaha..."
"Hahaha..."
***
"Siapa to?"
"Itu lho, cewek itu. Kamu ga tahu?"
"Yang mana?"
"Yang kata orang-orang cantik, pinter, baik, itu. Dia terkenal, lho."
"Ga mungkin, kalo dia terkenal, aku pasti tahu!"
"Hahaha, sok kamu!"
"Beneran!"
"Udahlah, ga usah sok ga tahu. Gimana, bakal naksir dia juga, ga?"
"Hey, suer ya! Aku ga tahu dia yang mana."
"Hmm..."
"Berarti dia ga cukup cantik, pinter, baik, dan terkenal, dong. Buktinya aku ga tahu."
"Kamu yang ga gaul!"
"Menghina kamu, Peb!"
"Hahaha, sudahlah... Mau tak tanya kayak apa juga, kamu pasti bilang ga tahu, kan?"
"Kalo aku tahu, aku pasti jawab!"
"Ah, bohong kamu ni."
"Beneran, ya!"
*nyengir khas Pongkring*
"Hahaha..."
"Cabut, yuk."
"Yoa!"
***
Tiba-tiba kangen percakapan macam itu lagi.
Somehow I knew, kamu ga sepenuhnya serius menanggapi obrolan kita saat itu.
Adakah kebohongan dalam percakapan kita saat itu? Kebohongan manis yang kau gunakan untuk menenagkanku?
Sampai sekarang pun tak bisa kudapat jawaban pastinya.
Hey, Kring, terima kasih ya.
Kamu selalu bisa membuatku sejenak melupakan keseriusan yang sering membuatku lelah.
Membuatku melihat dari sisi penuh tawa dan hal positif lainnya.
Namun jika saja kau pernah bertanya, akan kupilih mana antara kejujuran yang menyakitkan dan kebohongan manis.
Kau akan dapati aku menjawab pasti: Aku pilih kejujuran yang menyakitkan!
.
PS: Some people said that I'm annoying. So, I do appreciate your kindness while you were arround me. Muchas gracias.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar