Bola kaca yang seseorang titipkan padanya
Ia memegangnya erat, berharap tak pernah merusaknya
Ia tetap menggenggamnya,
meski panas bola kaca itu melepuhkan tangannya,
meski dingin bola kaca itu membekukan tangannya
Ia tak pernah melepaskannya
Telah cukup lama lelaki itu pergi,
tanpa pernah menanyakan apa yang telah ia titipkan
Meninggalkan perempuan itu dalam tanya tak terjawab
Bola kaca itu tiba-tiba pecah,
bukan karena perempuan itu menggenggamnya terlalu erat,
bukan karena lelaki itu terlalu lama menitipkannya
Bola kaca itu pecah, karena panas dan dinginnya yang silih berganti
Lelaki itu akhirnya datang
Saat belum habis darah menetes dari tangan perempuan yang telah ia tinggalkan
"Kau tak menjaganya!", teriaknya lantang
Bukan luka karena serpihan bola kaca yang membuatnya merintih perih
Kata-kata lelaki itu yang mendesirkan luka di dadanya
Membuatnya melangkah pergi dari tempatnya selama ini berdiri
"Kau tak mengerti.", gumamnya lirih
19 September 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar