"Hei...", sapa lelaki itu pada perempuan yang hendak menutup pintu.
Lama perempuan itu tertegun menatapnya.
"Boleh aku masuk?", tanya lelaki itu.
Ada jeda yang tak nyaman antara mereka. Hingga akhirnya lelaki itu kembali bersuara, "Tak boleh, ya? Sayang sekali. Aku bawa kopi tanpa gula untuk kita nikmati bersama."
Perempuan itu memandang secangkir kopi yang disodorkan lelaki itu di depan mukanya. Tergoda oleh aroma khas yang telah cukup lama dirindukannya.
Dan perempaun itu menutup pintu rumah mungilnya.
"Semestinya sudah kulakukan ini sedari dulu.", kata lelaki itu.
"Dan aku akan dengan senang hati mengusirmu sebelum sempat kau utarakan maksudmu.", jawab perempuan itu sambil memainkan cangkir kopi di tangannya. Menikmati rasa hangat yang ada di sana.
Lama akhirnya lelaki itu berkata, "Ya, kau benar."
Di sisa sore itu, mereka nikmati secangkir kopi di teras sebuah rumah mungil, berdua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar