Mereka bilang saya sinting karena apa yang terlintas dalam pikiran saya.
Dan mereka diam ketika pikiran-pikiran itu menjadi nyata.
Berulang kali saya coba menginkari, sering saya memilih untuk tak peduli.
Lalu satu demi satu semua terbukti.
Mereka diam, mereka pergi.
Tak jarang menganggap pembicaraan-pembicaraan penuh pertahanan itu tak pernah terjadi.
Saya angkat gelas untuk mereka.
Dan menikmati setitik malu yang coba mereka sembunyikan dalam mata yang sibuk menghindari tatapan saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar