"Apa?"
"Mengusir pergi mereka yang membikin luka."
"Aku tidak melakukannya."
"Kau melakukannya."
"Hanya ketika mereka mengganggu di saat aku butuh waktu."
"Hmm... Jangan lagi mengusir mereka, kau akan sendirian."
"Tak akan kuusir jika mereka tak terlampau jauh lewati batas. Aku tak sendirian. Aku bersama mereka yang sudi tinggal."
"Benarkah?"
"Ya. Lagipula, sebenarnya, aku tak mengusir mereka. Aku hanya mempersilahkan mereka yang berniat pergi untuk benar-benar pergi. Aku menyuarakannya dengan lantang saja kali ini."
"Apa maksudmu? Berniat pergi?"
"Mereka memang sudah berniat pergi. Aku hanya mempersilahkannya. Memberi jalan untuk mereka. Jika memang tak ada niat untuk pergi, mereka akan tetap tinggal selantang apapun kupersilahkan mereka pergi. Sekasar apapun kuminta mereka angkat kaki."
"Apa sedari dulu kau seperti ini?"
"Ya. Aku memang seperti ini, tak meminta tinggal siapapun yang sudah berniat pergi. Tak akan ada gunanya."
"Kau tak pernah meminta siapapun untuk tinggal?"
"Tentu saja pernah. Hanya kepada mereka yang berniat untuk tinggal."
"..."
"Percayalah, tak akan ada gunanya meminta orang yang berniat pergi untuk tetap tinggal."
"Mungkin kau benar."
"Aku hanya belajar dari pengalaman. Jadi, kau berniat tinggal atau pergi?"
"Tinggal, untuk sementara ini."
"Buatlah dirimu nyaman."
"Pasti."
"Satu lagi, aku punya hak yang sama denganmu untuk tinggal atau pergi."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar