Dah nyaris setaon lewat sejak kulepaskan mimpi-mimpiku. Mimpi tentang banyak hal. Termasuk studyku. Dulu, aku selalu pingin kuliah di luar kota. Biar bisa belajar mandiri dan bisa melihat dunia di luar Solo tercinta.
Tapi sebuah kejadian yang telah mematikan sekelumit asaku, membuatku menjadi seorang yang lebih realistis. Lebih bisa memakai logika dalam melangkah. Dan seiring bertumbuhnya kerealistisan itu, aku pun harus ikhlas melepaskan asa tentang studyku. Aku memilih untuk lebih memantapkan diri memilih Psikologi UNS lewat jalur PMDK.
Aku telah belajar untuk tidak terlalu berharap pada sesuatu. Maka dalam menanti pengumuman penerimaan mahasiswa lewat PMDK, aku hanya memohon agar Allah memberikan yang terbaik bagiku dan orang-orang yang menyayangiku. Dan ternyata aku diterima! Alhamdulillah banget rasanya, walopun saat itu Bapak masih kurang setuju ma pilihanku masuk Psikologi. Bapak masih berharap aku bisa jadi Dokter. ”Jadi Dokter ki enak, banyak uangnya! Pasti banyak yang butuh, jadi ga perlu repot kaya Bapak!”, itu kata beliau.
Sempat keraguan Bapak bikin aku bimbang. Beberapa temen juga pernah nanya, ”Yakin Phe pilih Psikologi UNS? Kan masih baru dan belom ketauan gimana kualitasnya. Ga pingin nyoba Universitas laen aja?, etc...”Tapi waktu aku liat temen-temen lain yang masih berusaha keras buat masuk perguruan tinggi (PT), ribet ngurus ini itu, belajar keras buat ngadepin SPMB dan sebagainya, aku jadi mikir ”Apa lagi sih yang aku cari?!”.
Allah dah pilihkan jalan terbaik untukku, maka sewajarnya dah jadi tanggung jawabku untuk berusaha semaksimal mungkin demi mencapai apa yang aku impikan. Masalah kualitas, menurutku itu tergantung dari setiap individu. Kalopun fasilitas memadai dan mutu dari suatu PT terjamin tapi masing-masing mahasiswa tidak punya kemauan untuk menjadi yang terbaik, maka hasilnya juga ga akan maksimal. Aku hanya perlu membulatkan tekadku untuk mengusahakan segalanya semaksimal mungkin dalam menjalani 4 tahun study di Psikologi UNS.
Awal kuliah, aku sering banget denger temenku ngeluh tentang hal-hal yang berkaitan dengan Psikologi UNS, terutama tentang fasilitas dan letaknya yang bukan di kampus pusat. Keluhan mereka memang beralasan. Tapi rasanya terlalu berlebihan jika aku menjadikan hal itu sebagai alasan untuk tidak maksimal dalam belajar. Apalagi sejak Bapak mulai merestui pilihanku, aku berniat untuk membuktikan bahwa aku bisa bertanggung jawab terhadap pilihanku ini. Aku akan buktikan aku ga maen-maen.
Dan Allah memang baek banget ma aku ;) Dia selalu membantuku tanpa aku harus terus menerus meminta. Setelah diterima lewat PMDK, aku bisa dapet beasiswa PMDK yang untuk mendapatkannya dibutuhkan ’perjuangan’, dan Alhamdulillah-nya lagi, hasil ujian semester 1-ku lumayan banget buat menunjukkan ke Bapak kalo aku tuh serius dengan pilihanku! Makasih banget ya Allah ;)
Ga ada satu alasan pun yang bisa ngebuat aku ga bersyukur dengan apa yang sudah Allah berikan buatku. Setaon lalu waktu keadaan membuatku harus rela melepaskan mimpi-mimpiku, ga jarang aku berpikir ”Allah, why me?”. Tapi setelah semua yang aku alami sejak aku berjuang dengan tujuan baruku, aku mulai bisa bersyukur. ”Thanks Allah, it’s me;)”
Aku juga semakin yakin bahwa everything happens for a reason. Tanpa pernah melepas mimpi aku ga akan ada di sini dengan mimpi-mimpi lain yang menunggu untuk menjadi pasti. Aku jadi tau kalo aku hanya harus lebih bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian. Semua terjadi untuk sesuatu yang lebih baik. Kegagalan dan keberhasilan selalu akan silih berganti. Aku ga boleh terlalu puas,tapi lebih ga boleh kehilangan harapan!!!
Semua tawa beralaskan derita lama, dan semua tangis berawalkan tawa yang melapuk. ..(Supernova 1)
Maka aku hanya harus bersyukur dan tak menghentikan usaha dan doa! ;)
”Terima kasih ya Allah atas segala berkah yang telah Kau berikan padaku dan orang-orang yang aku sayangi. Semoga besok akan lebih baek dari hari ini. Amin.”
1 Februari 2007
deu...yg abis itung2 ipk...met bjuang, sis! moga2 ga brasa salah jur spt diriku di akhir masa!hiks...
BalasHapus